Chapter 22: Kepulihan Shu
“Dok,
kenapa terdiam? Apa ada yang salah?” tanyaku. “Ti-tidak. Tidak ada yang salah.
Hanya saja, kau hebat Shu!! Sekarang kau sudah pulih total!! Selamat! Besok kau
sudah boleh pergi dari rumah sakit ini!” jawab Dokter Huyami. “Be-beneran dok?”
tanyaku ragu. “Benar!! Dokter tidak bohong! Besok kau sudah bisa bersekolah
lagi!” jawab Dokter Huyami.
“Wah! Terima kasih banyak dok!! Terima
kasih sekali!!” jawabku terharu. “Douitashimashite!”
jawab Dokter Huyami. Dokter Huyami pun meninggalkan ruanganku. “Shu! Selamat
ya! Kau sudah sembuh! Kau memang hebat, Shu! Kau layak jadi pahlawan bagi
kami!” jawab Nimbus.
“Haha, iya terima kasih Nimbus. Ini
juga berkatmu. Saat teman-teman tidak ada disini, kau kan yang menjagaku.
Terima kasih, ya!” jawabku. Nimbus pun tersenyum dan mengacungkan jempolnya.
Aku sudah tidak sabar menunggu hari
esok. Akhirnya esok aku sudah bisa bersekolah lagi. Aku rindu dengan Pak Haur.
Dan, aku ingin sekali pergi mengunjungi Bumi. Aku kangen dengan Pak Kyugi, dan
teman-teman di Teitan High Schoolku.
Semoga kapan-kapan lubang teleporter itu muncul lagi.
Aku lihat Nimbus mau pergi. “Nimbus,
kau mau kemana?” tanyaku. “Aku ingin ke Magi.co.
Ingin memberitahu ke teman-temanmu dan ke Pak Haur bahwa kau telah sembuh”
jawab Nimbus. “Tidak perlu repot-repot Nimbus. Biarkan saja. Biar nanti aku
yang memberitahu mereka semua. Ok?” jawabku. “Ya sudahlah kalau itu maumu Shu,”
jawab Nimbus.
Tak terasa sore menjelang.
Teman-temanku sudah menuju kemari. Tak lama kemudian, mereka datang. “Tadaima!!” seru Nii. “Kangei, Nii-kun!!” jawabku. “Shu,
bagaimana keadaanmu?” tanya Cal. “Teman-teman,” kataku perlahan. “Ada apa,
Shu?” tanya Hyun. “Besok, besok,” jawabku. “Besok kau kenapa??” tanya Gilbert.
“Besok, besok aku sudah bisa
bersekolah lagi!!” seruku kegirangan. “Apa?! Selamat ya, Shu!! Kau memang
lelaki yang tangguh!!” jawab Quasi. “Yeeaaayyy besok Shu bisa bersekolah lagi,”
jawab Hyun. “Hyun, kenapa kau terlihat kegirangan sekali?” tanya Steven.
“E-eh?? Ti-tidak kok. Tidak ada apa-apa,” jawab Hyun dengan muka memerah.
“Jangan bohong Hyun. Aku bisa
melihatnya dari raut wajahmu” jawabku. “I-iya. Aku hanya senang saja kau sudah
sembuh. Jadi, saat sekolah aku tidak sendiri lagi,” jawab Hyun keceplosan.
Mukaku langsung memerah karena malu.
“Aduuh, ekheemmm,” seru Nii. “Nii..
Kau ini.. Kenapa sih kau selalu menggodaku dan Hyun?” tanyaku. “Tidak apa dong?
Memangnya kenapa? Kau dan Hyun itu kan benar-benar cocok. Jadinya tak apa kan
kalau kugoda?” jawab Nii. “Iya sih, tapi jangan keseringan doongg,” jawabku.
Saat itu aku melihat kearah Hyun, ia sedang tersenyum malu.
Memang
ya, kalau Hyun sedang tersenyum ia manis sekali. Tak ada yang seperti dia…, gumamku dalam hati sambil tersenyum.
“Eeh? Kau kenapa Shu? Kok senyum-senyum sendiri?” tanya Hyun. “Ti-tidak. Tidak
apa-apa kok” jawabku.
“Halah. Dia pasti sedang memikirkanmu
Hyun.. Hahaha,” seru Nii. “He-hei!! Kau ini Nii!! Sudah kubilang jangan
menggodaku dan Hyun terus doongg,” jawabku dengan wajah merah karena malu.
“Hahaha,” tawa kami semua. Huh, nasib
nasib.. Aku dan Hyun harus lebih bersabar lagi. Tapi tak apa, aku dan Hyun
memang pantas digoda Nii.. Hahaha.. gumamku dalam hati.
BERSAMBUNG