Time in Jakarta:

Rabu, 15 Januari 2014

UNDERWORLD ADVANTURA


Chapter 14: Perlawanan!
            Keesokan harinya, kami sudah bersiap-siap untuk kembali menyelediki tentang si pria berjubah hitam. Kami berencana untuk berkumpul didepan hotel Trykazuka. Aku, Hyun, Nimbus, Toritzu, Nii, dan Quasi sudah menunggu didepan hotel. Kami tinggal menunggu

            “Duuh, dimana sih mereka?” tanya Hyun. “Aku tidak tahu. Kita tunggu saja” seru Nii. “Haha sekarang Nii punya teman ya!” seru Toritzu. “Teman?” tanyaku bingung. “Iya, teman. Dulu kan Nii sering terlambat. Hahahaha” seru Toritzu. Kami berenam pun tertawa karena kelakuan Toritzu.

            Selang beberapa menit, GilSteveCal pun sampai. “Teman-teman.. Maaf kami terlambat.. Hosh hosh, tadi kami kesiangan” kata GilSteveCal masih kecapekan karena berlari. “Tak apa. Yang penting semua sudah berkumpul. Siap untuk pergi ke istana kegelapan?” tanya Nimbus. “Ya!” seru kami semua

            “Eeeh!! Lebih baik sekarang kita susun strategi dulu! Santai aja enggak usah buru-buru” seruku. “Wah ide bagus tuh! Kau memang pantas jadi pemimpin, Shu!” seru Cal. “Ok, kita akan susun strategi dulu. Kalian dengarkan dulu aku, kalau ada pendapat, nanti akan kutampung dulu. Ok?” tanyaku. “Sip sip” seru mereka sambil mengacungkan jempol.

            “Jadi begini, jika kita sudah berada didepan istana, kita harus bersembunyi dulu. Seingatku kemarin ada beberapa tempat untuk bersembunyi. Aku, Hyun, dan Nii akan bersembunyi di semak-semak. Quasi, Nimbus, dan Toritzu, kalian sembunyi dibelakang tembok besar. Cal, Steven, Gilbert, kalian sembunyi dibelakang patung besar. Mengerti?” jelasku. “Baik!” seru mereka. Kami pun pergi ke istana itu menggunakan sapu terbang.

            Kami pergi ke istana hanya dengan waktu 20 menit. “Semua! Ingat posisi masing-masing!” seruku. Mereka semua pun langsung bersembunyi di tempat yang tadi kutentukan.

Saat aku, Hyun, dan Nii sendang bersembunyi di belakang semak-semak, aku mendengar suara tapak kaki. Jantungku berdebar kencang takut ketahuan. Tetapi, sebelum kami ketahuan, Toritzu, Quasi, dan Nimbus sudah tertangkap. Mereka dibawa kedalam istana kegelapan. Kami bertiga pun langsung berbalik.

“Hei! Lepaskan teman kami!!” seruku. Terlambat, mereka sudah masuk ke istana kegelapan dan dipenjara di istana bawah tanah. “Apa maumu anak kecil?” tanya salah satu penjaga istana. “Lepaskan mereka! Fireball!!” seru Cal sambil mengeluarkan fireballnya.

Fireball Cal tepat sasaran! Salah satu penjaga itu terpental jauh karena Fireball. “Dasar anak nakal!! Rasakan ini, Storm Wind!” seru salah satu penjaga sambil mengeluarkan teknik Storm Wind. Teknik sihir itu benar-benar dahsyat! GilSteveCal terkena luka lumayan serius.

“Cal! Gilbert! Steven! Kalian tidak apa-apa kan?” seruku. “Ti-tidak! Kami tidak apa-apa! Jangan tolong kami! Cepat kalian tolong Quasi, Toritzu dan Nimbus! Kami akan menangani orang ini disini!” seru Steven. “Ba-baik! Ayo pergi teman-teman! Gilbert, Cal, Steven, kami serahkan orang ini kepada kalian!” seru Nii. Kami pun segera masuk ke dalam istana untuk menyelamatkan Quasi, Toritzu, dan Nimbus.

Setelah kami memasuki istana, kami bertemu seseorang. “Jika kalian ingin lewat, hadapi aku terlebih dahulu!” seru penjaga lantai pertama. “Shu! Hyun! Kalian pergi saja! Aku akan tangani orang ini! Cepat pergi!” seru Nii. “Baik! Kuserahkan padamu Nii!” seruku.

Aku dan Hyun pun berlari ke tangga untuk menuju lantai kedua. “Eits, mau kemana?” cegat penjaga lantai ke pertama. “Rasakan ini! Fireball!” seru penjaga. Ia mengeluarkan teknik fireball dan mengarahkannya kepadaku dan Hyun. “Tidak secepat itu! Kau adalah lawanku! Ice Beam!!” seru Nii sambil mengeluarkan ice beam dari tangannya. Fireball yang awalnya berapi-api sekarang membeku menjadi sebuah bola es. Aku dan Hyun pun pergi ke lantai dua.

Saat kami berdua sampai ke lantai dua, ada seorang penjaga peremuan yang menghadang. “Mau kemana anak kecil? Kalau mau ke lantai atas, hadapi aku dulu!” seru si perempuan. “Shu! Cepat pergi keatas! Biar aku yang menangani wanita tua ini! Cepat pergi!” seru Hyun.

“Apa?! Kau bilang aku tua?! Rasakan ini! Waterfall!” bentak si penjaga wanita itu. “Cepat pergi Shu!” seru Hyun. “Baik Hyun! Berhati-hatilah! Sampai bertemu lagi!” seruku sambil menaiki tangga ke lantai tiga.
BERSAMBUNG!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bio

Foto saya
Hanya seorang pelajar yang sangat terobsesi akan internet dan menulis. Terlahir di Bandung, 7 Desember 2001. Punya 2 serial cerpen di blog ini. Membuat blog awalnya hanya perintah guru, tapi ia sekarang terobsesi dengan blogger. Ia adalah salah satu dari Conaners sejati.