Time in Jakarta:

Senin, 10 Maret 2014

UNDERWORLD ADVANTURA


Chapter 19: You’re a hero!! Shu!
        Saat aku sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Disebelahku, teman-teman sedang menungguku. “Sshssh, ouch, i-ini dimana?” tanyaku sambil meringis. “Shu!! Kau sudah sadar! Ooh, terima kasih banyak Shu!! Kau menyelamatkan kami semua!!” jawab Hyun.

          “Ya Shu! Terima kasih! Kau pahlawan bagi kami!” seru Quasi. “Ya! kau benar-benar hebat Shu!! Kau keren sekali bisa mengalahkan Demonman itu!! Kau tangguh! Dan kau berani!! Kau hebat!!” seru Nii dan Toritzu. “Kau pahlawan Shu!” seru Nimbus. “Tak apa. Kan aku memang berjiwa heroik. Hahaha,” jawabku sambil tertawa. Kami semua tertawa didalam kamarku di rumah sakit.

          Beberapa jam kemudian, aku ingin berjalan-jalan keliling rumah sakit. “He-hei, apa aku boleh berjalan-jalan? Aku ingin mengelilingi rumah sakit ini,” tanyaku. “Boleh saja. Aku temani mau?” tanya Hyun. “Ekhem, aduuh suaraku serak sekali. Hahaha,” sela Toritzu. “Hei Toritzu, kau ini apa-apaan sih? Kau iri ya padaku??” tanyaku. “Ti-tidak siapa yang iri?” jawab Toritzu. “Halah, kau bohong, buktinya mukamu memerah. Hahaha,” sahut Nii. Kami semua pun tertawa.

          Akhirnya aku mengelilingi rumah sakit tersebut bersama Hyun. Tiba-tiba dijalan ia memukulku. “Hei, Hyun! Kau kenapa memukulku!” tanyaku. “Itu untuk meninggalkanku di istana lantai tiga! Dan ini, karena kau menyelamatkanku,” jawab Hyun. Ia pun langsung memelukku. Aku sangat malu tapi ya sudahlah, mau bagaimana lagi, ia yang mau. Hahaha.

          Saat kami berjalan-jalan, aku merasa ada yang mengikuti. Aku pun menoleh kebelakang. “Ada apa, Shu?” tanya Hyun. “Tidak. Aku hanya merasa ada yang mengikuti kita,” jawabku. “Sudahlah biarkan saja, mungkin itu hanya perasaanmu saja,” jawab Hyun. Aku pun mengangguk dan kami melanjutkan berjalan-jalannya.

          Perasaanku tetap sama. Aku merasa ada yang mengikuti kami. Aku pun menoleh lagi kebelakang. Dan, aku melihat seseorang yang bersembunyi dibelakang tong sampah! “Shu! Ada apa lagi sih?” tanya Hyun. “Aku merasa ada yang mengi…,” belum selesai aku bicara, mulutku sudah ditutup tangan Hyun.

          “Itu mungkin hanya perasaanmu saja” jawab Hyun. Aku pun membuka mulutku. “Tidak! Ini benar! Tadi aku melihat ada orang bersembunyi di belakang tong sampah itu!” jawabku. Kami berdua pun pergi menuju tong sampah tersebut.

          Ternyata, kami berdua melihat Nii dan Toritzu! “Ooh, jadi kalian ya yang mengikuti kami?” tanyaku. “Hehehe, tak apa kan?” tanya Nii. “Kalau kalian mau ikut, bilang dong! Jangan memata-matai kami!” seru Hyun. “Iya Shu, Hyun, kami minta maaf deh. Maaf ya,” kata Toritzu. “Tak apa kok!” jawabku.

          “Oh iya, tadi kami melihat lho, saat Hyun memelukmu. Kami memfotonya lho! Ini fotonya!” seru Nii sambil menunjukan fotonya di kamera handphonenya. “Aah, Nii cepat hapus foto itu!!! Cepat hapus!!!” perintahku sambil malu. “Oh tidak bisa!! Kami nanti ingin menunjukannya kepada teman-teman nanti” jawab Toritzu.

          “Heiii kalian!! Jangan membuatku maraah! Cepat hapus foto itu!!” perintahku. “Oh tidak bisa! Kami cabut dulu ya! Daah!!” seru Nii sambil berlari bersama Toritzu. Aah, coba kalau aku bisa berlari, aku sudah rebut handphone itu dan menghapus fotonya. Ah sial sekali!! gumamku dalam hati. Aku melihat Hyun hanya senyum-senyum sendiri.

          “Hyun, kau tidak malu?’ tanyaku. “Tidak. Tidak sama sekali. Untuk apa aku malu karena hanya memeluk orang yang kusuka?” jawab Hyun dengan muka memerah. Maksudnya? Orang yang ia suka? Ber-berarti…! A-aku orangnya!! pikirku dalam hati.

          “A-apa?! Mak-maksudmu? Orang yang kau suka maksudmu itu aku?!” tanyaku kaget. “Iya! Kenapa kau kaget begitu?” jawab Hyun dengan muka merah. Mukaku langsung merah karena malu. Hah, ini hari paling nyesek dan paling bahagia sedunia untukku. Nyeseknya saat aku melawan Demonman, bahagianya saat Hyun bilang ia menyukaiku. Senangnya… gumamku dalam hati.

          “Hei, kenapa kau diam?” tanya Hyun. “Ooh! Ma-maaf. Ya jelas aku kagetlah! Mana ada laki-laki yang tidak kaget saat perempuan yang ia sukai bilang bahwa perempuan itu menyukainya?” jawabku keceplosan. “Mak-maksudmu?” tanya Hyun dengan muka merah. “Eeh, ti-tidak. Tidak kok tidak ada apa-apa,” jawabku dengan muka merah.

          “Maksudmu? Kau menyukaiku begitu?” tanya Hyun dengan muka merah. “Kalau iya, kenapa? Dan kalau tidak, juga kenapa?” tanyaku. “Aah serius! Kau menyukaiku, iya, kan?” tanya Hyun. “I-iya, memang kenapa? Tidak boleh?” tanyaku dengan muka merah membara. “Eeh, tidak. Tidak ada apa-apa. Aku hanya senang orang yang aku sukai menyukaiku,” jawab Hyun. Kami berdua pun hanya saling tersenyum.

          Setelah 45 menit kami mengelilingi rumah sakit, kami memutuskan untuk kembali ke ruang rawatku. “Tadaimaa...” salamku saat membuka pintu. “Lho? Kok tidak ada orang?” tanya Hyun. “Tadaa!!” seru Nii dan Toritzu. “Hei! Kalian mengagetkanku saja! Rasanya jantungku mau copot!” jawabku.

          “Selamat ya!!” seru Nimbus. “Selamat? Untuk apa?” tanyaku kebingungan. “Iya. Selamat! Kami semua sudah tahu rahasia  kalian berdua!” jawab Cal. “Ra-rahasia?” jawabku sambil melihat ke arah Nii dan Toritzu. “Huuh, Nii!! Toritzu!! Kalian ini!!” seruku. “Hehe. Maaf Shu, maaf. Tapi kan kita teman, jadi tak apa dong saling bertukar rahasia? Iya tidak teman-teman?” seru Nii. “Betul!!” jawab mereka semua. Hahaha, hari ini benar-benar menyenangkan dan menyesekkan bagiku.
BERSAMBUNG!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bio

Foto saya
Hanya seorang pelajar yang sangat terobsesi akan internet dan menulis. Terlahir di Bandung, 7 Desember 2001. Punya 2 serial cerpen di blog ini. Membuat blog awalnya hanya perintah guru, tapi ia sekarang terobsesi dengan blogger. Ia adalah salah satu dari Conaners sejati.