Chapter
32: Kekuatan baru!!
Aku
pun tiba-tiba merasa terangkat. Kukira Demonman
mengangkatku dan akan menceburkanku kedalam lava, ternyata tidak. Kekuatan
ku bertambah. “HYAA!!!” seruku. Tubuhku merasa sangat terpompa. Kekuatan yang
sangat dahsyat mengalir dalam tubuhku. Rambutku berdiri tegak.
Wow,
kekuatan apa ini? Kekuatan ini dahsyat sekali.. Rasanya, rasanya sungguh luar
biasa!! gumamku dalam hati. Kulihat Demonman
berbalik dan akan pergi. “Hei, manusia setan! Kemari kau!!” seruku. “Apa?!
Dimana kau?!” tanya Demonman.
Ia tidak melihatku. Ya jelas, aku
bersembunyi dibawah tanah. Aku pun muncul dan menendang dagunya dari bawah. Ia
terpental ke atas. Dagunya terlihat merah. “Sialan kau, Takazima!! Rasakan ini! Demon
Technique, Hell Blast!” seru Demonman.
Aku menghindar dari serangan tersebut
dengan cepat. Sekejap aku menghilang dari pandangan Demonman. “Mustahil!! Ke-kekuatan.. Kekuatan Super Saiyan?!
Ba-bagaimana kau bisa mendapatkannya?!” tanya Demonman. “Hah? Super Saiyan? Namanya keren juga ya,” jawabku.
Tiba-tiba, Demonman terlihat lesu. “Demonman?
Kau kenapa? Kau kan Demon, kenapa kau
terlihat lesu?” tanyaku. Demonman
hanya terdiam. Tiba-tiba, aura kegelapan Demonman
menghilang perlahan-lahan. “Hei?! Aku tanya padamu!! Kau kenapa sih?!” tanyaku.
“Aku hanya putus asa. Kejahatan di
tubuhku menghilang. Karena, dahulu ayahku pernah menghadapi orang sepertimu. Ia
sangat mirip denganmu. Tetapi, ayahku mati dalam pertarungan tersebut. Aku jadi
tidak berani melawanmu.. Aku belum mau mati,” ujar Demonman.
Aku yang mendengar hal itu tiba-tiba
kaget. Jangan-jangan, orang yang disebut
ayahku!? gumamku. “Demonman,
siapa nama orang yang melawan ayahmu?” tanyaku. “Namanya.. Takazima Hitotsuni..
Apa kau kenal?” tanya Demonman.
Aku kaget sekali mendengar hal itu.
Ternyata benar ayahku! “Demonman,
sebenarnya ada satu hal.. Itu.. Itu adalah nama ayahku.. Aku minta maaf ya,”
kataku perlahan. Tiba-tiba raut wajah Demonman
berubah.
“Tak apa.. Sekarang, tolong bawa Hyun
kesini. Akan kusembuhkan ia..” kata Demonman.
Aku pun membawa Hyun kehadapan Demonman.
“Huffah takkuu szayyam tjakaa hafuuh!”
ucap Demonman membaca mantra.
Perlahan, mata Hyun bergerak. Hyun
sadar! “Di-dimana aku?” tanya Hyun. “Apa?! Demonman?!
Shu, minggir!” sambung Hyun sambil ingin memukul Demonman. “Eits, tunggu dulu.. Mau apa kau?” tanya Demonman sambil menangkis pukulan Hyun.
“Hyun, kau salah paham. Sekarang ia tak jahat lagi. Benar kan?” tanyaku.
“Betul!” jawab Demonman
Saat Hyun melihatku, ia tersenyum. Aku
spontan bertanya, “Hn? Ada apa di wajahku?” tanyaku. “Shu.. Kau.. Kau.. Kau
tampan sekali!! Darimana gaya rambutmu itu?!” tanya Hyun dengan wajah memerah.
Spontan wajahku memerah. Aku hanya menjawab pertanyaan itu dengan senyuman
saja.
Kami pun menuruni lantai untuk melihat
kawan-kawan kami yang ada dibawah. Kami melihat Cal dan Gilbert tergeletak.
Demonman dengan cepat membacakan mantra yang ia baca tadi kepada Cal dan
Gilbert. Marry dan Haruka juga sudah baik. Ia sudah tidak terkutuk.
Setelah semuanya kembali normal, Demonman meminta maaf dan membuat lubang
hitam tadi kembali. Kami pun memasuki lubang itu dan kembali ke hotel.
“Syukurlah, semuanya sudah berakhir. Hari yang melelahkan sekali..” kataku.
“Shu, aku mau tanya sesuatu dong,” kata Cal. “Apa?” tanyaku. “Rambutmu kenapa?
Kamu tersambar petir?” tanya Cal.
“Rambut? Ooh, ini akibat kekuatan super saiyan. Rambutku berdiri tegak dan
berubah menjadi kuning..” jelasku. “Erm, apa itu permanen?” tanya Gilbert.
“Permanen? Memang rambutku masih berdiri?” tanyaku. Semua pun mengangguk. Aku
pun segera mengambil cermin. Ternyata, rambutku memang masih berdiri...
Setelah aku beristirahat, aku segera
pergi ke istana Demonman dan memintanya untuk membuka teleporter itu
kembali. Demonman pun membuka portal
itu. “Cepat masuk! Teleporter ini
tidak bertahan lama!” seru Demonman.
“Baik! Ayo teman-teman! Nimbus, terima kasih untuk semuanya, ya!” seruku. “Ya,
sama-sama. Sampai berjumpa lagi!” seru Nimbus. Kami pun berbrofist. Kami pun melompat kedalam teleporter tersebut.
BERSAMBUNG!