Time in Jakarta:

Selasa, 31 Desember 2013

UNDERWORLD ADVANTURA


Chapter 12: Battle with Mr. Hampston Haur!

Tidak terasa sudah jam 15.30. Saatnya kami berempat battle race dengan pak Haur. “Anak-anak, apa kalian sudah siap?” tanya pak Haur kepada kami berempat. “Siap pak!” jawab kami berempat. “Baiklah, kalau begitu kita mulai saja ya anak-anak!” jawab pak Haur dengan keras. Semua penonton bertepuk tangan. Jurinya adalah Quasi.
“Oke, semuanya siap?” Tanya Quasi. “Siap!” jawab kami dan Pak Haur. “Bersedia, siap, Mulai!!” Kami pun memulai pertandingan dengan Pak Haur. Ada yang mendukung kami, ada juga yang mendukung Pak Haur. Pertandingan sengit sekali. Kami dan Pak Haur saling membalap.

Tapi tiba-tiba di tengah pertandingan, Sapu terbang Nii hilang kendali! “Hei apa yang, Whoa!! Tolong aku teman-teman!! Sapuku hilang kendali!” teriak Nii panik. “Bertahanlah Nii!” jawabku. Kami bertiga langsung menolong Nii tanpa mempedulikan balapan tadi.

Akhirnya, Pak Haur sampai garis finish duluan. Tapi itu tidak masalah bagi kami. Kami lebih mementingkan teman daripada balapan. Setelah Nii dapat diselamatkan, Pak Haur mendatangi kami.

“Pak, selamat ya atas kemenangannya!” kata Toritzu. “Tidak. Kalianlah yang menang. Kalian berjiwa heroik. Kalian pantas menang. Karena kalian mementingkan teman. Secara garis besar, kalianlah pemenangnya.” jawab Pak Haur. “Hehe tidak begitu juga kok pak.” jawabku. Kami pun berjabat tangan dengan dengan Pak Haur. Teman-teman se-akademi juga bertepuk tangan pada kami. Sungguh benar-benar hari yang menyenangkan.

“Hmph, kalian boleh menang melawan Pak Haur, tapi jangan harap menang melawan kami!” kata Three AmeriBadBoys. Three AmeriBadBoys adalah julukan Gilbert, Cal, dan Steven bagi kami. “Dasar sombong, mau bertanding, huh?” tanya Nii. “Haha, kau kan yang sapunya hilang kendali. Payah sekali kau!” kata Gilbert menghina.

“Apa kau bilang?! Kalau berani, lawan aku!!” bentak Nii. “Ok, siapa takut!” jawab Gilbert. “Besok jam 12.30 kau harus melawanku di lapangan ini!” kata Gilbert. “Ok! Aku terima tantanganmu!” jawab Nii. “Yuk teman-teman kita pergi!” kata Gilbert ke Three AmeriBadBoys. Mereka bertiga pun pergi meninggalkan kami.

Sore ini, Nii sedang berlatih. Ia berlatih sangat keras. Dia sampai tidak makan malam karena ingin memberi pelajaran kepada Three AmeriBadBoys. Sepertinya ia memang sangat ingin menang melawan Three AmeriBadBoys. Aku sedikit khawatir dengan Nii, takutnya ia sakit karena tidak makan. Tapi, aku tau Nii anak yang tangguh, jadi, aku biarkan saja dia berlatih.

BERSAMBUNG!

Kamis, 26 Desember 2013

UNDERWORLD ADVANTURA


Chapter 11: Anggota baru The Choosen Four
            Keesokan harinya, aku sudah bisa masuk ke Magi.co lagi. Aku senang sekali bisa bertemu dengan pak Haur lagi. Kami berempat pun pergi setelah sarapan di hotel. Semoga kali ini aku tidak mendapat masalah gumamku dalam hati.

            Perjalanan ke Magi.co kali ini hanya 5 menit lho! Mengapa kami bisa secepat itu? Tentu saja bisa. Kemarin malam, kami mempelajari teknik sapu terbang dari internet. Tekniknya cukup sulit, tapi kami sudah bisa menguasainya dalam waktu 3 jam.

            Kami pun langsung masuk kedalam Magi.co. Kami bertemu Quasi didepan pintu. Aku merasa aneh terhadapnya. Aku pun mendekatinya dan bertanya padanya.

            “Quasi, kau kenapa?” tanyaku. “Erm.. Shu, boleh tidak aku masuk ke grup kalian?” jawab Quasi. “Wah! Kau mau masuk ke The Choosen Four?” tanya Nii. “Tentu saja! Boleh tidak?” tanya Quasi. “Boleh! Tentu saja boleh! Kau kan teman kami!” jawab Toritzu.
“Iya benar Quasi, kau boleh join!” kata Hyun. “Be-benarkah?” tanya Quasi. “Iya benar! Kau boleh join! Lagipula kan grup ini jadi tambah ramai.” jelasku. “Hore! Terima kasih teman-teman!” jawab Quasi. Aku pun mengacungkan jempolku sebagai tanda setuju

            Setelah itu, kami masuk kelas. “Selamat pagi anak-anak!” kata Pak Haur. “Pagi pak!” jawab kami semua. “Anak-anak, kali ini kita akan belajar teknik sapu terbang!” jelas Pak Haur. “Sapu terbang? Hore!” jerit semua muri kegirangan. Aku pun mengacungkan jari ingin bertanya.

“Pak!” kataku. “Iya ada apa Shu?” tanya pak Haur. “Kami berempat kemarin malam sudah mempelajari teknik ini dari internet. Kami jadinya gimana dong?” tanyaku. “Apa? Kalian sudah mempelajarinya? Hebat! Sekarang bapak beri kalian tugas. Mau tidak?” tanya pak Haur. “Tugas apa pak?” tanya Nii.

“Kalian berempat harus balapan sapu terbang melawan bapak. Berani tidak? Bapak ingin mengetes kemampuan kalian.” Kata Pak Haur “Oke! Jam berapa pak?” tanya ku. “Nanti jam 15.30. Di lapangan” jelas Pak Haur. “Baik pak kami terima tantangan bapak!” jawab Toritzu. Pak Haur pun mengacungkan jempolnya.

Karena kami sudah mempelajari teknik tersebut, kami tidak mengikuti pelajaran pak Haur. Kami hanya berlatih menggunakan sapu terbang di lapangan. “Ternyata ada untungnya juga ya kita belajar teknik itu tadi malam!” kata Nii. “Iya benar! Kita pun disuruh melawan pak Haur, pasti seru tuh!” jawab Hyun. “Sudah-sudah jangan ngobrol terus. Jika kita mau menang, kita harus berlatih giat. Ayo lanjutkan latihannya!” kata Toritzu. “Ayo!” jawab kami semua.
BERSAMBUNG!

UPDATE!!

Karena dirumahku sedang ada rencana penghematan kuota, hari ini ( 26 Des 2013 ) saya hanya akan mengepos 1 bab tentang Underworld Advantura

Maaf akan ketidak-nyamanannya..

Salam, pembuat Blog

Rabu, 25 Desember 2013

UNDERWORLD ADVANTURA


Chapter 10: Makan malam di restoran Quasinou
          Kami berlima pun langsung memasuki restoran Quasinou. Sumpah! Restorannya bagus banget! gumamku dalam hati. Ternyata benar! Kami bertemu dengan Quasi! Kami disambut hangat oleh Quasi. “Bounjour Quasi!” kusapa ia dengan hangat. “Subete no Konnichiwa Shu!” ia membalas sapaku dengan hangat juga. Aku memang bisa sedikit berbahasa Prancis, begitu juga dengan Quasi. Quasi sedikit bisa bahasa Jepang karena dulu restoran ini pernah berpindah ke Jepang.

“Mari, aku tunjukan meja kalian! Karena kalian sahabatku, kalian tidak usah bayar!” kata Quasi dengan semangat. “Ah, yang benar nih Quasi?” tanya Toritzu memastikan. “Iya. Mari, aku kutunjukan meja kalian!”. Kami pun mengikuti Quasi. Kami ditempatkan di kursi 15. Dan, tiba-tiba ada tulisan RESERVED di meja tersebut. Aku langsung kaget.

“Quasi, ini ada tulisan reserved, berarti sudah dipesan kan? Jangan disini deh, sudah dipesan, cari meja lain saja” kubilang. “Tidak apa! Tempat kalian memang disini!” jawab Quasi. “Maksudmu?” tanya Hyun dengan bingung.

“Iya, ini tempat kalian. Aku beri tulisan reserved tuh khusus untuk temanku yang jikalau datang kemari” jawab Quasi. “Wah, terima kasih ya Quasi! Salam kenal, aku Nimbus. Teman The Choosen Four” jawab Nimbus. “Salam kenal Nimbus! Aku Quasi! Mulai sekarang, kita berteman ya!” jawab Quasi. Nimbus pun mengacungkan jempolnya.

“Yasudah, ayo kita duduk!” ajak Quasi. Kami berlima pun duduk di kursi tersebut. “Kalian mau pesan apa?” tanya Quasi. “Boleh kulihat daftar menunya?” tanya Hyun. “Ini. Silahkan!” jawab Quasi sambil memberikan daftar menunya. “Hmm, benar nih gratis makan malam kali ini?” tanya Nimbus kepada Quasi. “Iyalah gratis, kalian temanku” jawab Quasi.

Yang memesankannya adalah Hyun “Baiklah kami pesan Wine Poached Salmon 3 porsi, Beef Bourguignon 2 porsi, Crepes Strawberry Chocolate nya 1 porsi, Crème Brulee nya 2 porsi, dan Chocolate Mousse nya 2 porsi.” “Ok! Tunggu kira-kira 20 menit ya!” jelas Quasi. Oh ya, aku akan jelaskan dulu apa apa saja makanan tadi.

Wine Poached Salmon adalah makanan khas Prancis yang terbuat dari ikan salmon, wine, dan lain-lain. Makanan ini sudah menyebar ke negara lain lho! Harga di restoran Quasinou ini hanya 200 Jiro. Ini yang memesannya adalah Nimbus dan Toritzu.

Kalau Beef Bourguignon, ini adalah makanan khas prancis yang bahan utamanya adalah daging has dalam. Makanan ini sudah menyebar ke negara-negara lain. Kalau ini harganya 250 Jiro. Kalau ini, Aku dan Nii yang memesannya.

            Selanjutnya, pasti udah tau kan apa itu crepes? Crepes berasal dari Prancis, tepatnya di Brittany, Daerah Barat Laut Prancis. Crepes kini sudah menyebar dan sudah ada bermacam-macam topping. Crepes umumnya sudah jadi makanan penutup. Kalau yang ini harganya hanya 100 Jiro. Kali ini, Hyun yang memesan Crepes Strawberry Chocolate.

            Nah, selanjutnya adalah Crème Brulee, asal usul makanan ini belum pasti. Ada perdebatan mengenai apakah asal-usul makanan penutup yang terletak di Perancis atau Inggris. Referensi awal dikenal dari Creme Brulee seperti yang kita kenal sekarang muncul di 1691 buku masak François Massialot. Harganya disini hanya 125 Jiro. Yang memesan Crème Brulee ini adalah aku dan Toritzu.

            Kalau Chocolate Mousse, dessert ini penuh dengan coklat. Rasanya, maniss banget seperti Hyun, hahaha. Ini juga dessert khas Prancis. Dessert ini juga populer di negara lain lho! Harga di restoran ini hanya 175 Jiro. Yang memesan ini adalah aku dan Nimbus.

            20 menit kemudian, makanan kami datang. Yang mengantarkannya pada kami adalah Quasi. “Ini teman-teman makanan kalian. Silahkan dinikmati! Tanoshinde kudasai!” kata Quasi sambil memberikan pesanan kami. “Arigatou gozaimasu Quasi!” bilang kami semua.

Kami pun menyantap lahap makanan tersebut. Sumpah, enak banget! Saat aku memakan Chocolate Moussenya, mulutku blepotan kena coklat. Aku malu banget saat Hyun mengelapi mulutku dengan tissue. Walau sedikit senang, aku tetap malu didepan Quasi dan teman-teman.

Setelah 30 menit, makanan yang tadi ada di depan kami sudah tinggal piring saja. Kami pun pamit dan berterima kasih sekali kepada Quasi karena sudah boleh makan gratis di restoran Quasinou. Ia baik sekali. “Bye! See you later!” salam Quasi. “See you later, too!” jawabku. Kami berlima pun langsung kembali ke hotel.
BERSAMBUNG!

Senin, 23 Desember 2013

UPDATE!

Karena Underworld Advantura terlalu sedikit chapternya dan masih dalam tahap pengerjaan, mulai lusa ( 25 Des 2013 )  saya akan mengepos 1 bab per hari.
Mohon dimaklumi
Salam, pembuat Blog

UNDERWORLD ADVANTURA


Chapter 7: Sekolah Sihir
            Keesokan harinya, kami semua bersiap-siap untuk pergi ke sekolah sihir. “Shu, kau tau kan dimana tempatnya?” tanya Hyun. “Tentu aku tau.” Jawabku. Setelah semuanya siap, kami pun berpamitan dengan Nimbus. “Nimbus, kami pergi dulu ya!” salam Nii. “Ok! Hati-hati di jalan! Dan, selamat belajar!” Kami pun keluar hotel.

“Shu, sekarang kita kemana?” tanya Toritzu. “Watashi ni shitagatte kudasai!” jawabku dengan lantang. “Oshietekudasai!” jawab mereka bertiga.

Kami pun berjalan dengan bersemangat. Setelah kurang lebih 15 menit, kami sampai di “Magi.co”. “Wah, tempatnya besar sekali!” kata Nii terkejut. “I-iya besar sekali!” sambung Toritzu. “Tunggu apalagi? Ayo masuk!” jawabku. Kami semua pun masuk ke Magi.co

Saat kami sudah dikelas, kami berempat berkenalan dengan peserta yang lain. Kami bertemu dengan banyak orang Bumi! Ada yang dari Inggris, namanya Thom, ada yang dari Prancis, namanya Quasi, ada yang dari Korea, namanya Pa-Jun-Ho, ada juga yang dari Jepang lho! Namanya Haruka. Terus, banyak deh pokoknya! Peserta lainnya ya berasal dari planet Jiroki. Tak lama kemudian, gurunya datang.

“Hai semua! Bounjour! Hello! Subete no konnichiwa! Perkenalkan, namaku Hampston Haur. Kalian bisa memanggilku dengan nama Haur.” Jelas pak Haur. “Wah bapak hebat! Bapak bisa bahasa Jepang ya?” tanyaku. “Iya, dulu bapak pernah tinggal beberapa bulan di Jepang” jawab Pak Haur. Kami semua pun bertepuk tangan. “Nah, bagaimana kalau kita mulai saja pelajarannya?” tanya pak Haur. “Ayo!” jawab kami semua. Pak Haur hari ini mengajarkan kami sihir Fireball. Wah fireball! Sama seperti si pria berjubah hitam ya! gumamku. Pak Haur pun menuliskan cara-cara mengelarkan sihir tersebut di papan tulis

Sihir Fireball.png

            Aku dan teman-teman pun langsung mencatat sihir tersebut. Setelah pelajaran usai, kami disuruh untuk melakukan sihir tersebut di lapangan. Murid pertama yang mencobanya adalah Nii. Dia optimis sekali. Saat ia mencobanya, berhasil! Nii berhasil! Kami semua bertepuk tangan. Selanjutnya adalah murid lain. Ada yang gagal dan berhasil.

Nah, tiba giliranku. Awalnya aku ragu, tapi aku jadi bersemangat karena disemangati Hyun. Dan ternyata, “Fireball!” sebuah fireball pun keluar dari mulutku! Aku berhasil! Tidak kusangka aku berhasil! Lalu setelah itu aku cepat-cepat ke kamar mandi untuk membasahi mulutku. Sumpah panas banget!

Sebelum kelas berakhir, pak Haur memberikan catatan. “Sihir bukan digunakan untuk kenakalan, tapi untuk menyelamatkan sesama atau membela diri! Ingat itu anak-anak!” jelas Pak Haur. “Baik pak!” semua murid menjawab. Setelah itu, kelas pun berakhir

Chapter 8: Penyerangan!
            Saat aku pulang bersama teman-teman, aku dapat sebuah masalah. Tiba-tiba, datang sebuah fireball mendatangi kami! “Hyun awas!” Aku pun langsung mendorong Hyun. Lagi-lagi aku yang terkena fireball itu. Kenapa selalu Hyun yang ditarget?! Kenapa?! gumamku sendiri.

“Shu! Kau tidak apa-apa kan?” tanya Hyun dengan cemas. “Aku tidak apa-apa Hyun.. Hanya sedikit luka bakar kecil” jawabku sambil meringis. “Hei! Dimana kau?! Siapa yang mengeluarkan fireball ini?!” tanya Nii sambil marah. “Kami lah orangnya.” “Apa?! Kalian kan?!” “Ya, kami Gilbert, Steven, dan Cal. Kami lah yang mengeluarkan fireball tadi” jelas 3 anak itu.

Mereka tadi dikelas memang yang tidak menyukai kedatangan kami. “Kalian! Apa kalian tidak ingat perkataan pak Haur?!” bentak Toritzu. “Kami ingat, tapi kami tidak mempedulikannya!” bentak Cal. “Lagipula, kalian itu serangga! Kami tidak mau sekelas dengan kalian!” bentak Gilbert. “Kami punya salah apa?!” bentak Hyun.

“Tidak ada apa-apa. Kami hanya ingin menjadikan kalian kelinci percobaan. Hahaha!” kata Steven. “Kalian… Jahat sekali kalian!” kata Nii. “Masbuloh gitu loh” kata Cal. “Su-sudah Hyun.. Kita pergi saja..” kataku sambil meringis. “Baik Shu. Awas kalian!” ancam Hyun. “Aah aku takut sekalii.. Hahaha” kata 3 orang menyebalkan tadi. Kami pun pergi meninggalkan mereka.

Kali ini aku tidak dirawat di rumah sakit. Aku hanya beristirahat di kamar. Kondisi ku kali ini sangat buruk. Mau tidak mau kami akhirnya menghentikan pencarian identitas si pria berbaju hitam. Dan, aku terpaksa tidak sekolah dulu. 3 temanku selalu mensupport ku dari belakang. Mereka rela mencatatkan pelajaran sihir yang lain untukku. Aku senang punya teman seperti mereka. Saat dihotel, aku dirawat oleh Nimbus.

Chapter 9: Ice Beam!
Keesokan harinya, aku tetap beristirahat di hotel. Kata teman-temanku, hari ini pelajaran sihirnya adalah Ice Beam. Yaitu bagaimana cara membekukan suatu benda. Kelemahan sihir ini adalah sihir Fireball. Saat dirawat, aku sangat ingin bersekolah di Magi.co, tapi, dilarang oleh Nimbus. Jelas saja, aku 2 kali terkena Fireball, jadi wajar saja jika luka ku cukup parah.

Setelah kutunggu-tunggu, akhirnya mereka pulang juga. “Tadaimaa..” salam mereka bertiga. “Kangei.. Boleh kulihat catatannya tidak?” jawabku. “Boleh Shu. Ini catatannya” Hyun pun memberikan catatannya padaku.

Sihir Ice Beam.png

            “Terima kasih ya teman-teman! Arigatou gozaimasu!” kataku berterima kasih. “Douitashimashite” jawab mereka bertiga. “Nimbus, apa aku boleh minta tolong?” tanyaku, “Mau minta tolong apa Shu?” jawab Nimbus.

“Eitts, tidak boleh! Kau sudah cukup minta tolong ke Nimbus, sekarang ke kami saja!” jawab Hyun dengan semangat. “Iya benar Shu! Minta tolong saja ke kami!” sambung Nii. “Benar nih tidak apa-apa?” tanyaku memastikan. “Iya, tak apa-apa. Nimbus! Kau istirahat saja dulu! Pasti kau lelah kan mengurus Shu seharian?” jawab Toritzu.

            Nimbus pun beristirahat. Mereka bertiga sekarang yang kuandalkan. “Kau tadi mau minta tolong apa Shu?” tanya Hyun “Boleh tolong ambilkan sebuah benda?” tanyaku. “Benda? Benda semacam apa?” tanya Nii. “Apa sajalah.” jawabku. “Ok! Tunggu ya”. Toritzu  pun segera mengambilkan sebuah barang.

Ternyata barangnya adalah celana dalamku. “Ini!” kata Toritzu sambil memberikan celana ku. “Hei kenapa kau berikan aku celana dalamku?” tanyaku sambil sedikit kesal. “Tadi kau bilang apa saja. Yasudah aku bawakan ini saja” “Haah yasudah lah! Terima kasih” jawabku.

            Aku meminta sebuah benda agar bisa melakukan sihir Ice Beam tersebut. “Shu, kau mau apakan celana dalam mu?” tanya Hyun penasaran. “Aku ingin melakukan sihir Ice Beam tadi” jawabku. “Tolong kalian agak menjauh” 3 temanku pun langsung menjaga jarak denganku.

Lalu, “Ice Beam!” tak disangka, celana dalamku langsung membeku! Aku pun langsung menghangatkan tanganku dengan menggesek-gesekkannya. Sumpah, tadi dingin banget!

Setelah melakukan Ice Beam, aku diajak teman-temanku untuk makan malam ke restoran dekat hotel. Mereka ingin merayakan kepulihan diriku. Nimbus yang menunjukan jalan. Selang beberapa menit, kami sampai.

“Ini dia teman-teman! Restoran terenak sejagat raya! Inilah, Restoran Quasinou!” jelas Nimbus. “Sepertinya kami pernah mendengarnya.. Tapi dimana ya?” tanya Hyun bingung. “Oh! Aku ingat! Quasinou adalah restoran milik ayahnya Quasi!” jelas Nii. “Oh! Iya ya! siapa tau kita bisa bertemu dengan Quasi disini!” kata Toritzu.
BERSAMBUNG!

PLAY THIS RAGE GAME!

Unfair Mario | happy game
Unfair Mario | happy game
Click here to play this game

Minggu, 22 Desember 2013

Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan..

HAPPY MOM'S DAY!!

UNDERWORLD ADVANTURA

Chapter 4: Kepergian The Choosen Four

            Tiba-tiba lubang misterius itu bereaksi kembali. Dan tiba-tiba lubang itu menyedot kami berlima! “Whoa!!” kami semua berteriak karena ketakutan. Kami berlima pun tidak sadarkan diri.

“Aah, dimana ini?” tanya Hyun. Ia yang paling pertama sadarkan diri. Lalu aku pun terbangun. “Whoa.. Indah sekali pemandangannya..” kata Hyun. Tak lama Nimbus pun terbangun. “Aah, hei! Yes! Aku kembali! Teman-teman, perkenalkan, planet Jiroki, tempat asalku.” Kata Nimbus. Akhirnya semua pun terbangun. “Whoa Nimbus, planet asalmu indah sekali!” kata Nii. “Ok, daripada berlama-lama, mari aku perkenalkan tempat-tempat disini!” ajak Nimbus.

            Kami berempat pun mengikuti Nimbus. Dia memperkenalkan tempat-tempat keren di planet Jiroki. “Keren sekali ya tempat-tempat disini!” kata Hyun. “Kau sudah tidak takut lagi kan Hyun?” tanyaku. “I-iya aku sudah tak apa. Terima kasih ya Shu.” Katanya. “Ekhem, ekhem, aduh suaraku serak. Ekhem.” Kata Nii, Toritzu, dan Nimbus. Aku tau apa maksud mereka. Aku dan Hyun pun hanya senyum tersipu malu.

“Nah, sampailah kita ke tempat paling memukau sejagat raya. Inilah Hotel Trykazuka! Hotel paling memukau di planet ini! Ayo masuk!” kata Nimbus. “Ta-tapi kami tidak punya mata uang planet ini. Bagaimana kami bisa menginap?” tanya kami berempat. “Tenang, aku bayarkan! Ayo masuk!” kata Nimbus. “Ok! Terima kasih ya Nimbus!” kata Hyun.

Kami pun masuk ke hotel tersebut dan menyewa kamar 4869. Awalnya kami kaget sekali karena kukira kamar hotel itu banyak sekali, ternyata tidak. Kamar di hotel ini hanya berjumlah 200 kamar. Tapi mempunyai 4 digit angka. Angka itu dipilih secara acak. Lucu ya!

Chapter 5: The Advantura Begin!

            Keesokan harinya, kami pun terbangun. “Hoaaam selamat pagi dunia!” kata Nii sambil terbangun. “Ayo semuanya banguun.” Nii pun membangunkanku. “Aah ada apa sih Nii? Kau ini membangunkanku pagi-pagi sekali. Aku masih lelah tau!” jawabku sambil mengantuk. Itulah kebiasaan Nii. Ia selalu bangun pagi. Tapi, ia sering membangunkan kami. Jadinya ya kami harus bangun padahal masih lelah. Tak lama kemudian, kami semua pun bangun.

Hari ini kami semua akan jalan-jalan ke istana di planet Jiroki. Kami pun mandi dan ganti baju. Lalu kami sarapan di lantai bawah hotel. Setelah sarapan, kami pun berjalan-jalan diplanet ini.

            Di tengah perjalanan, kami melihat sebuah istana yang megah sekali. “Wah! Istana apa itu? Megah sekali!” tanya Hyun. “Hei! Jangan pergi kesana! Itu istana kegelapan! Orang yang pergi kesana tidak pernah kembali!” Nimbus menjelaskan. “Wah! Ber-berarti, itu istana kejahatan dong?” kata Toritzu. “Yeah, exactly” jelas Nimbus dengan keren.

Tiba-tiba, kami melihat sebuah bola raksasa berwarna merah. “Lho, apa itu?” tanya Hyun. “Awas!! Itu bola api!! Menghindar!” kata Nimbus. Kami pun menghindar. Untung masih sempat. “Whoa, sungguh yang tadi bahaya sekali..” kataku.

“Siapa kalian?! Dan mau apa kalian didepan istanaku?!” tanya seseorang berjubah hitam. “Kami hanya berjalan-jalan. Kami tidak bermaksud apa-apa.” Jelasku. “Ah! Kau pasti bohong! Rasakan ini! Fireball!” sang pria berjubah hitam itupun menyerang kami dengan bola api yang sama.

“Hyun! Awas!” Aku pun lari ke arah Hyun dan mendorongnya agar tidak terkena Fireball tersebut. “Aaaa!!!” Aku terkena Fireball tadi. Untungnya hanya luka ringan. “Shu!! Kau tidak apa-apa kan?” tanya Hyun dengan cemas. “Ssshs, tidak, aku tidak apa-apa” jawabku sambil meringis kesakitan. “Shu! Hyun! Ayo cepat kita pergi!” kata Toritzu dan Nimbus. Nii dan Toritzu pun langsung menggotongku dan Hyun. Aku pun langsung dibawa ke tempat perawatan di hotel.

Aku sempat tidak sadarkan diri. Aku tidak sadar beberapa jam. Saat aku sadar, aku melihat Hyun, Toritzu, Nii, dan Nimbus sedang menunggu aku sadar di samping tempat tidurku.

“Shu! Akhirnya kau sadar juga! Kau tidak apa-apa kan?” tanya Hyun dengan cemas. “Ti-tidak apa-apa kok Hyun. Terima kasih telah mencemaskanku” jawabku. “Haah akhirnya kau sadar juga Shu.. kau ini benar-benar berjiwa heroik ya! Saat kau menyelamatkan Hyun, itu keren sekali loh!” puji Nii. “Hahaha tidak begitu kok.” Jawabku.

“Kau kenapa Toritzu? Kenapa diam saja?” tanyaku. Toritzu menjawab “Tidak, aku tidak apa-apa. Hanya saja..” “Kenapa? Kau lapar?” tanyaku. Dia memang tukang makan. Tapi aku bingung, kenapa dia tetap kurus saja. “I-iya.. Aku lapar” jawab Toritzu. “Hahaha, Toritzu Toritzu” kami semua pun tertawa

Chapter 6: Kepulihan Shu

            Keesokan harinya, kesehatanku sudah lumayan pulih. Dokter bilang, aku sudah boleh pergi karena sudah pulih. Aku senang mendengar kabar itu. Aku pun berdiskusi dengan teman-teman.

            “Teman-teman, bagaimana kalau nanti kita ke istana itu lagi? Aku ingin menyelidiki tentang si pria berjubah hitam.” Tanya Nii. “Boleh juga tuh! Tapi, bagaimana dengan Shu?” tanya Toritzu. “Aku sudah tidak apa Toritzu. Lagipula aku juga ingin kesana.” Jawabku.

“Tapi Shu, aku masih mencemaskanmu.” Kata Hyun. “Tak apa Hyun, aku sudah membaik kok. Lagipula kau kan tahu, aku sangat tidak betah ada di rumah sakit, lagipula aku sudah pulih kok!” jawabku. “Yahh mereka mulai lagi..” kata Nimbus. “Hahaha iya kau benar Nimbus.” sambung Toritzu dan Nii.

Lalu aku dan teman-teman pun sarapan. “Wahh enaknyaa. Errrhhh.. maaf teman-teman aku sendawa.” Kata Toritzu. “Haha dasar Toritzu. Kau ini, tukang makan kok tidak gendut-gendut sih?” tanya Nii. “Aku tidak tau. Mungkin nasibku begini. Hahaha!” jawab Toritzu. “Hahaha” kami semua pun tertawa.

Setelah sarapan, aku pergi ke Money Changer. Ituloh buat menukarkan uang. Aku ingin menukarkan mata uang yen Jepang dengan mata uang planet ini. Ternyata, kurs nya besar loh! Di planet ini, mata uangnya adalah Jiro. Kalau di kurs kan, 100 yen Jepang sama jumlahnya dengan 1 Jiro. Lumayan besar tuh kurs nya. Untung aku punya beberapa ribu yen, jadinya aku bisa menukarkannya. Setelah kutukar, aku berhasil mendapat 2500 Jiro.

Setelah itu, aku pergi ke sekolah di planet Jiroki. Nama sekolahnya adalah “Magi.co”. Uniknya, sekolah disini bukan untuk belajar pelajaran matematika atau lain-lain. Tapi untuk belajar sihir. Aku pun masuk ke sekolah itu. Sekolahnya gede banget! Wah, sekolah ini hebat ya. Fasilitasnya memuaskan! Dan, murah pula! gumamku.

Aku kesitu hanya untuk mendaftarkan teman-temanku agar bisa membela diri jika diserang pria berjubah hitam. Biayanya murah. Hanya 100 Jiro per orang. Lalu setelah aku mendaftarkan mereka, aku langsung pulang.

“Tadaimaa..” Tadaima adalah ucapan dalam bahasa Jepang. Artinya adalah “Aku pulang” Yah begitulah, aku masih sering menggunakan logat Jepang. “Kangei!” sambut Hyun. Kalo Kangei artinya adalah “Selamat datang”. “Kau darimana saja Shu? Kami menunggumu tau!” tanya Nii. “Aku hanya mendaftarkan kalian ke sekolah sihir. Hanya untuk berjaga-jaga agar bisa membela diri saat diserang pria berbaju hitam lagi” jawabku. “Wah, Shu! Arigatou!” jawab Toritzu. “Douitashimashite”

BERSAMBUNG!

Sabtu, 21 Desember 2013

UNDERWORLD ADVANTURA



Underworld Advantura
By: Abdillah Qalbi Sadida
WARNING! Cerita ini mengandung unsur yang sangat seru, komedi, dan sedikit percintaan. Bagi yang tidak kuat membacanya, silahkan mengembalikan cerita ini kembali ke toko tempat anda membelinya.

Hati-hati penipuan! Buku ini tidak bisa dikembalikan!!

Prologue:
Hai! Namaku Shuichi Takazima. Aku biasa dipanggil Shu. Aku tinggal di Tokyo, Jepang, Rumah Blok 15 No.67. Umurku baru 13 tahun. Aku bersekolah di Teitan High School. Aku berada di kelas 7B. Ayahku bernama Takazima Hitotsuni. Ibuku bernama Haruka Kobayashi.

Aku punya beberapa teman dekat, kenalkan, Nii Futoku, biasa dipanggil Nii. Dia baru berumur 12 tahun. Dia adalah kutu buku. Dia sekelas denganku. Dia cukup dekat denganku. Dia sudah sekelas denganku sejak kelas 3 SD. Kami selalu bermain bersama saat kecil.

Lalu yang kedua, Toritzu Edokiya, biasa dipanggil Toritzu. Dia berumur 13 tahun. Dia beda kelas denganku, tepatnya kelas 7A. Dia sudah berteman denganku sejak kami masih di Teitan Elementary School. 

Lalu yang ketiga, Hyuno Sakurasu, biasa dipanggil Hyun. Dia adalah teman perempuanku. Ia satu-satunya perempuan di kelompok kami. Umurnya juga 13 tahun. Dia anak baru di Teitan High School. Dia sekelas denganku. Kami berempat sering sekali hangout bareng. Nama grup kami adalah “The Choosen Four

Chapter 1: Terlambat
Aku, Hyun, dan Toritzu sudah ada di depan gerbang sekolah sedang menunggu Nii. Dia memang sering terlambat. “Hei, Nii terlambat lagi ya?” tanya Hyun. “Iya, itu kan kebiasaan nya. Hahaha” jawabku. “Hei kalian jangan begitu! Bagaimanapun Nii kan teman kita! Kita tidak boleh menghinanya begitu!” kata Toritzu. Dia memang yang paling bijaksana di kelompok kami. “Iya tuan bijaksana..” kataku.

Selang beberapa menit kemudian, Nii pun datang. “Teman-teman! Maaf ya aku terlambat, tadi di jalan ada tabrakan jadinya macet..” kata Nii. “Iya tak apa Nii” kata Hyun. “Hei! Ayo masuk kelas! Bel sekolah sudah mau berbunyi!” kata Toritzu. “Oke” jawabku, Hyun, dan Nii.

“Semuanya, hari ini kita akan belajar tentang Fisika” kata Pak Kyugi. “Yeay,  Fisika!!” kata Jiruchi dengan gembira. Dia temanku juga, Cuma dia sedikit usil. Dia memang suka sekali pelajaran Fisika. Dia juga Kutu Buku sama seperti Nii.

Tak terasa sudah 55 menit kami belajar fisika. Bel waktu istirahat pun berbunyi. “KRING KRING KRING KRING”. Kami berempat pun pergi ke kantin untuk makan.

 “Hei, kemarin kalian lihat berita tidak?” kata Nii. “Berita yang mana?” tanyaku. “Itu lho tentang ditemukannya fosil misterius di prefektur Fukuoka.” Jawab Nii. “Ooh! Iya iya! Kemarin aku menontonnya! Fosilnya besar sekali yah!” kata Hyun. “Iya aku juga menontonnya!” kata Toritzu. Wah masa hanya aku saja yang tidak menontonnya.. Mau kutaruh dimana mukaku ini gumamku. 

“Shu, kau kenapa?” tanya Hyun. Dia memang yang paling perhatian padaku. “Ti-tidak apa-apa kok.” Jawabku ragu. “Ayolah Shu.., cerita saja.. Kau kenapa?” tanya Hyun penasaran. “Tidak. Tadi aku hanya bergumam karena cuma aku seorang yang tidak menonton berita kemarin..” jawabku. Mereka berempat pun tertawa.

Chapter 2: Keanehan yang mencurigakan
            Setelah sekolah kami pun pulang bersama. Kami selalu pulang bersama karena  rumah kami berdekatan. Di perjalanan pulang, kami tertawa riang karena saling menceritakan cerita yang lucu lucu. Lalu sampailah kami di gang kecil yang menghubungkan jalan raya dengan komplek rumah kami.

“Ayo kita masuk!” kata Toritzu. “Ah, tidak ah, Toritzu, aku takuut” rengek Hyun. “Tak apa Hyun, kan ada aku” jawabku. “Cie cie Shu… Teman yang baik. Hahaha” kata Toritzu dan Nii. Aku dan Hyun pun hanya senyum tersipu malu.

            Kami pun memasuki gang tersebut. Gang tersebut lumayan panjang. Kira kira kurang lebih jaraknya 15 meter. Saat setengah jalan, kami merasakan ada hal yang aneh. “Shu.., aku takuut..” rengek Hyun sambil mendekat kepadaku. “Jangan takut Hyun.. Aku kan selalu ada disisimu. Jangan takut, ok?” jawabku. “Ba-baiklah” jawab Hyun ragu. Toritzu dan Nii pun hanya terdiam melihat tingkah kami berdua. 

Lalu saat itu pun keanehan muncul. Ada semacam lubang kecil berwarna hitam muncul di tembok gang. “Gyaaaa!!!” teriak Hyun menjerit. Hyun sangat kaget melihat lubang tersebut. Aku pun langsung menenangkan Hyun. Lalu selang beberapa menit kemudian, lubang tersebut pun menghilang.

“Hei, dimana lubang tadi?” tanya Nii. “Tidak tau. Sepertinya menghilang” jawabku. “Wah wah ini akan jadi sebuah misteri, iya kan?” jawab Toritzu. “Hmph, iya!” jawabku dan Nii.

Chapter 3: Lubang misterius kembali
            Keesokan harinya, kami pun berkumpul didepan gerbang sekolah. Aku, Toritzu, dan Hyun masih menunggu Nii. Tapi tiba-tiba Nii muncul. “Nii, tumben sekali kau tidak terlambat.” kata Toritzu. “Hehe iya dong. Aku sedang bersemangat karena ingin mengetahui lebih dalam lubang misterius kemarin.” jawab Nii. Aku melihat ke arah Hyun. Ia sepertinya masih ketakutan.

“Hyun, kau masih ketakutan ya?” tanyaku. “I-iya.. Kemarin itu sangat menakutkan. Aku sampai tidak bisa tidur tadi malam!” jawab Hyun. “Hei, sudahlah teman-teman. Kalau kita tidak segera masuk kelas, kita bisa dijemur!” kata Toritzu. Kami berempat pun langsung lari ke kelas masing-masing.

            Setelah kelas selesai, kami berempat pun langsung pergi ke gang kemarin. Setelah kami melihat tempat kemunculan lubang misterius kemarin, kami tidak melihat lubang tersebut.

“Lho? Mana lubang kemarin?” tanya Nii. “Aku tidak tahu, bukankah kemarin disini lubang itu sudah muncul?” tanyaku. “Shu.. Aku takut..” rengek Hyun sambil mendekat padaku. “Jangan takut Hyun.” Kataku sambil menyemangati. Tiba-tiba lubang tersebut muncul! Hyun tidak terlalu takut karena kemarin ia sudah melihatnya. Tiba-tiba dari lubang tersebut keluar seekor mahluk berwujud seperti ksatria pohon.

            “Ouh, erm, ini dimana?” tanya ksatria pohon tersebut. “Ini di Bumi. Kau siapa?” tanyaku. “Apa?! Bumi?! Wah aku nyasar jauh sekali kalau begitu! Oh ya, namaku Nimbus” jawab Nimbus. “Ok Nimbus, salam kenal kalau begitu! Perkenalkan namaku Shu, dia Toritzu, dia Nii, dan satu lagi pacarku yaitu Hyun.” Kataku dengan lantang. “Hai! Salam kenal!” kata Toritzu dan Nii. “Ha-halo..” kata Hyun sedikit ketakutan.

“Kau datang dari mana?” tanya Nii kepada Nimbus. “Aku datang dari planet Jiroki di galaksi Androime.” Jawab Nimbus. “Apa? Aku belum pernah mendengar tempat tersebut.” Kata Toritzu dengan kaget. “Kau datang darimana Nimbus?” tanya Hyun. “Dari lubang hitam itu. Itu adalah transporter antar galaksi. Tadinya aku ingin ke galaksi lain. Tapi sepertinya tersasar.” Jawab Nimbus.

BERSAMBUNG!

Bio

Foto saya
Hanya seorang pelajar yang sangat terobsesi akan internet dan menulis. Terlahir di Bandung, 7 Desember 2001. Punya 2 serial cerpen di blog ini. Membuat blog awalnya hanya perintah guru, tapi ia sekarang terobsesi dengan blogger. Ia adalah salah satu dari Conaners sejati.