Time in Jakarta:

Minggu, 22 Desember 2013

UNDERWORLD ADVANTURA

Chapter 4: Kepergian The Choosen Four

            Tiba-tiba lubang misterius itu bereaksi kembali. Dan tiba-tiba lubang itu menyedot kami berlima! “Whoa!!” kami semua berteriak karena ketakutan. Kami berlima pun tidak sadarkan diri.

“Aah, dimana ini?” tanya Hyun. Ia yang paling pertama sadarkan diri. Lalu aku pun terbangun. “Whoa.. Indah sekali pemandangannya..” kata Hyun. Tak lama Nimbus pun terbangun. “Aah, hei! Yes! Aku kembali! Teman-teman, perkenalkan, planet Jiroki, tempat asalku.” Kata Nimbus. Akhirnya semua pun terbangun. “Whoa Nimbus, planet asalmu indah sekali!” kata Nii. “Ok, daripada berlama-lama, mari aku perkenalkan tempat-tempat disini!” ajak Nimbus.

            Kami berempat pun mengikuti Nimbus. Dia memperkenalkan tempat-tempat keren di planet Jiroki. “Keren sekali ya tempat-tempat disini!” kata Hyun. “Kau sudah tidak takut lagi kan Hyun?” tanyaku. “I-iya aku sudah tak apa. Terima kasih ya Shu.” Katanya. “Ekhem, ekhem, aduh suaraku serak. Ekhem.” Kata Nii, Toritzu, dan Nimbus. Aku tau apa maksud mereka. Aku dan Hyun pun hanya senyum tersipu malu.

“Nah, sampailah kita ke tempat paling memukau sejagat raya. Inilah Hotel Trykazuka! Hotel paling memukau di planet ini! Ayo masuk!” kata Nimbus. “Ta-tapi kami tidak punya mata uang planet ini. Bagaimana kami bisa menginap?” tanya kami berempat. “Tenang, aku bayarkan! Ayo masuk!” kata Nimbus. “Ok! Terima kasih ya Nimbus!” kata Hyun.

Kami pun masuk ke hotel tersebut dan menyewa kamar 4869. Awalnya kami kaget sekali karena kukira kamar hotel itu banyak sekali, ternyata tidak. Kamar di hotel ini hanya berjumlah 200 kamar. Tapi mempunyai 4 digit angka. Angka itu dipilih secara acak. Lucu ya!

Chapter 5: The Advantura Begin!

            Keesokan harinya, kami pun terbangun. “Hoaaam selamat pagi dunia!” kata Nii sambil terbangun. “Ayo semuanya banguun.” Nii pun membangunkanku. “Aah ada apa sih Nii? Kau ini membangunkanku pagi-pagi sekali. Aku masih lelah tau!” jawabku sambil mengantuk. Itulah kebiasaan Nii. Ia selalu bangun pagi. Tapi, ia sering membangunkan kami. Jadinya ya kami harus bangun padahal masih lelah. Tak lama kemudian, kami semua pun bangun.

Hari ini kami semua akan jalan-jalan ke istana di planet Jiroki. Kami pun mandi dan ganti baju. Lalu kami sarapan di lantai bawah hotel. Setelah sarapan, kami pun berjalan-jalan diplanet ini.

            Di tengah perjalanan, kami melihat sebuah istana yang megah sekali. “Wah! Istana apa itu? Megah sekali!” tanya Hyun. “Hei! Jangan pergi kesana! Itu istana kegelapan! Orang yang pergi kesana tidak pernah kembali!” Nimbus menjelaskan. “Wah! Ber-berarti, itu istana kejahatan dong?” kata Toritzu. “Yeah, exactly” jelas Nimbus dengan keren.

Tiba-tiba, kami melihat sebuah bola raksasa berwarna merah. “Lho, apa itu?” tanya Hyun. “Awas!! Itu bola api!! Menghindar!” kata Nimbus. Kami pun menghindar. Untung masih sempat. “Whoa, sungguh yang tadi bahaya sekali..” kataku.

“Siapa kalian?! Dan mau apa kalian didepan istanaku?!” tanya seseorang berjubah hitam. “Kami hanya berjalan-jalan. Kami tidak bermaksud apa-apa.” Jelasku. “Ah! Kau pasti bohong! Rasakan ini! Fireball!” sang pria berjubah hitam itupun menyerang kami dengan bola api yang sama.

“Hyun! Awas!” Aku pun lari ke arah Hyun dan mendorongnya agar tidak terkena Fireball tersebut. “Aaaa!!!” Aku terkena Fireball tadi. Untungnya hanya luka ringan. “Shu!! Kau tidak apa-apa kan?” tanya Hyun dengan cemas. “Ssshs, tidak, aku tidak apa-apa” jawabku sambil meringis kesakitan. “Shu! Hyun! Ayo cepat kita pergi!” kata Toritzu dan Nimbus. Nii dan Toritzu pun langsung menggotongku dan Hyun. Aku pun langsung dibawa ke tempat perawatan di hotel.

Aku sempat tidak sadarkan diri. Aku tidak sadar beberapa jam. Saat aku sadar, aku melihat Hyun, Toritzu, Nii, dan Nimbus sedang menunggu aku sadar di samping tempat tidurku.

“Shu! Akhirnya kau sadar juga! Kau tidak apa-apa kan?” tanya Hyun dengan cemas. “Ti-tidak apa-apa kok Hyun. Terima kasih telah mencemaskanku” jawabku. “Haah akhirnya kau sadar juga Shu.. kau ini benar-benar berjiwa heroik ya! Saat kau menyelamatkan Hyun, itu keren sekali loh!” puji Nii. “Hahaha tidak begitu kok.” Jawabku.

“Kau kenapa Toritzu? Kenapa diam saja?” tanyaku. Toritzu menjawab “Tidak, aku tidak apa-apa. Hanya saja..” “Kenapa? Kau lapar?” tanyaku. Dia memang tukang makan. Tapi aku bingung, kenapa dia tetap kurus saja. “I-iya.. Aku lapar” jawab Toritzu. “Hahaha, Toritzu Toritzu” kami semua pun tertawa

Chapter 6: Kepulihan Shu

            Keesokan harinya, kesehatanku sudah lumayan pulih. Dokter bilang, aku sudah boleh pergi karena sudah pulih. Aku senang mendengar kabar itu. Aku pun berdiskusi dengan teman-teman.

            “Teman-teman, bagaimana kalau nanti kita ke istana itu lagi? Aku ingin menyelidiki tentang si pria berjubah hitam.” Tanya Nii. “Boleh juga tuh! Tapi, bagaimana dengan Shu?” tanya Toritzu. “Aku sudah tidak apa Toritzu. Lagipula aku juga ingin kesana.” Jawabku.

“Tapi Shu, aku masih mencemaskanmu.” Kata Hyun. “Tak apa Hyun, aku sudah membaik kok. Lagipula kau kan tahu, aku sangat tidak betah ada di rumah sakit, lagipula aku sudah pulih kok!” jawabku. “Yahh mereka mulai lagi..” kata Nimbus. “Hahaha iya kau benar Nimbus.” sambung Toritzu dan Nii.

Lalu aku dan teman-teman pun sarapan. “Wahh enaknyaa. Errrhhh.. maaf teman-teman aku sendawa.” Kata Toritzu. “Haha dasar Toritzu. Kau ini, tukang makan kok tidak gendut-gendut sih?” tanya Nii. “Aku tidak tau. Mungkin nasibku begini. Hahaha!” jawab Toritzu. “Hahaha” kami semua pun tertawa.

Setelah sarapan, aku pergi ke Money Changer. Ituloh buat menukarkan uang. Aku ingin menukarkan mata uang yen Jepang dengan mata uang planet ini. Ternyata, kurs nya besar loh! Di planet ini, mata uangnya adalah Jiro. Kalau di kurs kan, 100 yen Jepang sama jumlahnya dengan 1 Jiro. Lumayan besar tuh kurs nya. Untung aku punya beberapa ribu yen, jadinya aku bisa menukarkannya. Setelah kutukar, aku berhasil mendapat 2500 Jiro.

Setelah itu, aku pergi ke sekolah di planet Jiroki. Nama sekolahnya adalah “Magi.co”. Uniknya, sekolah disini bukan untuk belajar pelajaran matematika atau lain-lain. Tapi untuk belajar sihir. Aku pun masuk ke sekolah itu. Sekolahnya gede banget! Wah, sekolah ini hebat ya. Fasilitasnya memuaskan! Dan, murah pula! gumamku.

Aku kesitu hanya untuk mendaftarkan teman-temanku agar bisa membela diri jika diserang pria berjubah hitam. Biayanya murah. Hanya 100 Jiro per orang. Lalu setelah aku mendaftarkan mereka, aku langsung pulang.

“Tadaimaa..” Tadaima adalah ucapan dalam bahasa Jepang. Artinya adalah “Aku pulang” Yah begitulah, aku masih sering menggunakan logat Jepang. “Kangei!” sambut Hyun. Kalo Kangei artinya adalah “Selamat datang”. “Kau darimana saja Shu? Kami menunggumu tau!” tanya Nii. “Aku hanya mendaftarkan kalian ke sekolah sihir. Hanya untuk berjaga-jaga agar bisa membela diri saat diserang pria berbaju hitam lagi” jawabku. “Wah, Shu! Arigatou!” jawab Toritzu. “Douitashimashite”

BERSAMBUNG!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bio

Foto saya
Hanya seorang pelajar yang sangat terobsesi akan internet dan menulis. Terlahir di Bandung, 7 Desember 2001. Punya 2 serial cerpen di blog ini. Membuat blog awalnya hanya perintah guru, tapi ia sekarang terobsesi dengan blogger. Ia adalah salah satu dari Conaners sejati.