Time in Jakarta:

Senin, 23 Desember 2013

UNDERWORLD ADVANTURA


Chapter 7: Sekolah Sihir
            Keesokan harinya, kami semua bersiap-siap untuk pergi ke sekolah sihir. “Shu, kau tau kan dimana tempatnya?” tanya Hyun. “Tentu aku tau.” Jawabku. Setelah semuanya siap, kami pun berpamitan dengan Nimbus. “Nimbus, kami pergi dulu ya!” salam Nii. “Ok! Hati-hati di jalan! Dan, selamat belajar!” Kami pun keluar hotel.

“Shu, sekarang kita kemana?” tanya Toritzu. “Watashi ni shitagatte kudasai!” jawabku dengan lantang. “Oshietekudasai!” jawab mereka bertiga.

Kami pun berjalan dengan bersemangat. Setelah kurang lebih 15 menit, kami sampai di “Magi.co”. “Wah, tempatnya besar sekali!” kata Nii terkejut. “I-iya besar sekali!” sambung Toritzu. “Tunggu apalagi? Ayo masuk!” jawabku. Kami semua pun masuk ke Magi.co

Saat kami sudah dikelas, kami berempat berkenalan dengan peserta yang lain. Kami bertemu dengan banyak orang Bumi! Ada yang dari Inggris, namanya Thom, ada yang dari Prancis, namanya Quasi, ada yang dari Korea, namanya Pa-Jun-Ho, ada juga yang dari Jepang lho! Namanya Haruka. Terus, banyak deh pokoknya! Peserta lainnya ya berasal dari planet Jiroki. Tak lama kemudian, gurunya datang.

“Hai semua! Bounjour! Hello! Subete no konnichiwa! Perkenalkan, namaku Hampston Haur. Kalian bisa memanggilku dengan nama Haur.” Jelas pak Haur. “Wah bapak hebat! Bapak bisa bahasa Jepang ya?” tanyaku. “Iya, dulu bapak pernah tinggal beberapa bulan di Jepang” jawab Pak Haur. Kami semua pun bertepuk tangan. “Nah, bagaimana kalau kita mulai saja pelajarannya?” tanya pak Haur. “Ayo!” jawab kami semua. Pak Haur hari ini mengajarkan kami sihir Fireball. Wah fireball! Sama seperti si pria berjubah hitam ya! gumamku. Pak Haur pun menuliskan cara-cara mengelarkan sihir tersebut di papan tulis

Sihir Fireball.png

            Aku dan teman-teman pun langsung mencatat sihir tersebut. Setelah pelajaran usai, kami disuruh untuk melakukan sihir tersebut di lapangan. Murid pertama yang mencobanya adalah Nii. Dia optimis sekali. Saat ia mencobanya, berhasil! Nii berhasil! Kami semua bertepuk tangan. Selanjutnya adalah murid lain. Ada yang gagal dan berhasil.

Nah, tiba giliranku. Awalnya aku ragu, tapi aku jadi bersemangat karena disemangati Hyun. Dan ternyata, “Fireball!” sebuah fireball pun keluar dari mulutku! Aku berhasil! Tidak kusangka aku berhasil! Lalu setelah itu aku cepat-cepat ke kamar mandi untuk membasahi mulutku. Sumpah panas banget!

Sebelum kelas berakhir, pak Haur memberikan catatan. “Sihir bukan digunakan untuk kenakalan, tapi untuk menyelamatkan sesama atau membela diri! Ingat itu anak-anak!” jelas Pak Haur. “Baik pak!” semua murid menjawab. Setelah itu, kelas pun berakhir

Chapter 8: Penyerangan!
            Saat aku pulang bersama teman-teman, aku dapat sebuah masalah. Tiba-tiba, datang sebuah fireball mendatangi kami! “Hyun awas!” Aku pun langsung mendorong Hyun. Lagi-lagi aku yang terkena fireball itu. Kenapa selalu Hyun yang ditarget?! Kenapa?! gumamku sendiri.

“Shu! Kau tidak apa-apa kan?” tanya Hyun dengan cemas. “Aku tidak apa-apa Hyun.. Hanya sedikit luka bakar kecil” jawabku sambil meringis. “Hei! Dimana kau?! Siapa yang mengeluarkan fireball ini?!” tanya Nii sambil marah. “Kami lah orangnya.” “Apa?! Kalian kan?!” “Ya, kami Gilbert, Steven, dan Cal. Kami lah yang mengeluarkan fireball tadi” jelas 3 anak itu.

Mereka tadi dikelas memang yang tidak menyukai kedatangan kami. “Kalian! Apa kalian tidak ingat perkataan pak Haur?!” bentak Toritzu. “Kami ingat, tapi kami tidak mempedulikannya!” bentak Cal. “Lagipula, kalian itu serangga! Kami tidak mau sekelas dengan kalian!” bentak Gilbert. “Kami punya salah apa?!” bentak Hyun.

“Tidak ada apa-apa. Kami hanya ingin menjadikan kalian kelinci percobaan. Hahaha!” kata Steven. “Kalian… Jahat sekali kalian!” kata Nii. “Masbuloh gitu loh” kata Cal. “Su-sudah Hyun.. Kita pergi saja..” kataku sambil meringis. “Baik Shu. Awas kalian!” ancam Hyun. “Aah aku takut sekalii.. Hahaha” kata 3 orang menyebalkan tadi. Kami pun pergi meninggalkan mereka.

Kali ini aku tidak dirawat di rumah sakit. Aku hanya beristirahat di kamar. Kondisi ku kali ini sangat buruk. Mau tidak mau kami akhirnya menghentikan pencarian identitas si pria berbaju hitam. Dan, aku terpaksa tidak sekolah dulu. 3 temanku selalu mensupport ku dari belakang. Mereka rela mencatatkan pelajaran sihir yang lain untukku. Aku senang punya teman seperti mereka. Saat dihotel, aku dirawat oleh Nimbus.

Chapter 9: Ice Beam!
Keesokan harinya, aku tetap beristirahat di hotel. Kata teman-temanku, hari ini pelajaran sihirnya adalah Ice Beam. Yaitu bagaimana cara membekukan suatu benda. Kelemahan sihir ini adalah sihir Fireball. Saat dirawat, aku sangat ingin bersekolah di Magi.co, tapi, dilarang oleh Nimbus. Jelas saja, aku 2 kali terkena Fireball, jadi wajar saja jika luka ku cukup parah.

Setelah kutunggu-tunggu, akhirnya mereka pulang juga. “Tadaimaa..” salam mereka bertiga. “Kangei.. Boleh kulihat catatannya tidak?” jawabku. “Boleh Shu. Ini catatannya” Hyun pun memberikan catatannya padaku.

Sihir Ice Beam.png

            “Terima kasih ya teman-teman! Arigatou gozaimasu!” kataku berterima kasih. “Douitashimashite” jawab mereka bertiga. “Nimbus, apa aku boleh minta tolong?” tanyaku, “Mau minta tolong apa Shu?” jawab Nimbus.

“Eitts, tidak boleh! Kau sudah cukup minta tolong ke Nimbus, sekarang ke kami saja!” jawab Hyun dengan semangat. “Iya benar Shu! Minta tolong saja ke kami!” sambung Nii. “Benar nih tidak apa-apa?” tanyaku memastikan. “Iya, tak apa-apa. Nimbus! Kau istirahat saja dulu! Pasti kau lelah kan mengurus Shu seharian?” jawab Toritzu.

            Nimbus pun beristirahat. Mereka bertiga sekarang yang kuandalkan. “Kau tadi mau minta tolong apa Shu?” tanya Hyun “Boleh tolong ambilkan sebuah benda?” tanyaku. “Benda? Benda semacam apa?” tanya Nii. “Apa sajalah.” jawabku. “Ok! Tunggu ya”. Toritzu  pun segera mengambilkan sebuah barang.

Ternyata barangnya adalah celana dalamku. “Ini!” kata Toritzu sambil memberikan celana ku. “Hei kenapa kau berikan aku celana dalamku?” tanyaku sambil sedikit kesal. “Tadi kau bilang apa saja. Yasudah aku bawakan ini saja” “Haah yasudah lah! Terima kasih” jawabku.

            Aku meminta sebuah benda agar bisa melakukan sihir Ice Beam tersebut. “Shu, kau mau apakan celana dalam mu?” tanya Hyun penasaran. “Aku ingin melakukan sihir Ice Beam tadi” jawabku. “Tolong kalian agak menjauh” 3 temanku pun langsung menjaga jarak denganku.

Lalu, “Ice Beam!” tak disangka, celana dalamku langsung membeku! Aku pun langsung menghangatkan tanganku dengan menggesek-gesekkannya. Sumpah, tadi dingin banget!

Setelah melakukan Ice Beam, aku diajak teman-temanku untuk makan malam ke restoran dekat hotel. Mereka ingin merayakan kepulihan diriku. Nimbus yang menunjukan jalan. Selang beberapa menit, kami sampai.

“Ini dia teman-teman! Restoran terenak sejagat raya! Inilah, Restoran Quasinou!” jelas Nimbus. “Sepertinya kami pernah mendengarnya.. Tapi dimana ya?” tanya Hyun bingung. “Oh! Aku ingat! Quasinou adalah restoran milik ayahnya Quasi!” jelas Nii. “Oh! Iya ya! siapa tau kita bisa bertemu dengan Quasi disini!” kata Toritzu.
BERSAMBUNG!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bio

Foto saya
Hanya seorang pelajar yang sangat terobsesi akan internet dan menulis. Terlahir di Bandung, 7 Desember 2001. Punya 2 serial cerpen di blog ini. Membuat blog awalnya hanya perintah guru, tapi ia sekarang terobsesi dengan blogger. Ia adalah salah satu dari Conaners sejati.