Chapter 11: Anggota baru The Choosen Four
Keesokan harinya, aku
sudah bisa masuk ke Magi.co lagi. Aku
senang sekali bisa bertemu dengan pak Haur lagi. Kami berempat pun pergi
setelah sarapan di hotel. Semoga kali ini
aku tidak mendapat masalah gumamku dalam hati.
Perjalanan ke Magi.co
kali ini hanya 5 menit lho! Mengapa kami bisa secepat itu? Tentu saja bisa.
Kemarin malam, kami mempelajari teknik sapu terbang dari internet. Tekniknya
cukup sulit, tapi kami sudah bisa menguasainya dalam waktu 3 jam.
Kami pun langsung masuk kedalam Magi.co. Kami bertemu Quasi didepan pintu. Aku merasa aneh
terhadapnya. Aku pun mendekatinya dan bertanya padanya.
“Quasi, kau kenapa?” tanyaku. “Erm.. Shu, boleh tidak aku
masuk ke grup kalian?” jawab Quasi. “Wah! Kau mau masuk ke The Choosen Four?” tanya Nii. “Tentu saja! Boleh tidak?” tanya
Quasi. “Boleh! Tentu saja boleh! Kau kan teman kami!” jawab Toritzu.
“Iya
benar Quasi, kau boleh join!” kata Hyun. “Be-benarkah?” tanya Quasi. “Iya
benar! Kau boleh join! Lagipula kan grup ini jadi tambah ramai.” jelasku.
“Hore! Terima kasih teman-teman!” jawab Quasi. Aku pun mengacungkan jempolku
sebagai tanda setuju
Setelah itu, kami masuk kelas. “Selamat pagi anak-anak!”
kata Pak Haur. “Pagi pak!” jawab kami semua. “Anak-anak, kali ini kita akan
belajar teknik sapu terbang!” jelas Pak Haur. “Sapu terbang? Hore!” jerit semua
muri kegirangan. Aku pun mengacungkan jari ingin bertanya.
“Pak!”
kataku. “Iya ada apa Shu?” tanya pak Haur. “Kami berempat kemarin malam sudah
mempelajari teknik ini dari internet. Kami jadinya gimana dong?” tanyaku. “Apa?
Kalian sudah mempelajarinya? Hebat! Sekarang bapak beri kalian tugas. Mau
tidak?” tanya pak Haur. “Tugas apa pak?” tanya Nii.
“Kalian
berempat harus balapan sapu terbang melawan bapak. Berani tidak? Bapak ingin
mengetes kemampuan kalian.” Kata Pak Haur “Oke! Jam berapa pak?” tanya ku.
“Nanti jam 15.30. Di lapangan” jelas Pak Haur. “Baik pak kami terima tantangan
bapak!” jawab Toritzu. Pak Haur pun mengacungkan jempolnya.
Karena
kami sudah mempelajari teknik tersebut, kami tidak mengikuti pelajaran pak
Haur. Kami hanya berlatih menggunakan sapu terbang di lapangan. “Ternyata ada
untungnya juga ya kita belajar teknik itu tadi malam!” kata Nii. “Iya benar!
Kita pun disuruh melawan pak Haur, pasti seru tuh!” jawab Hyun. “Sudah-sudah
jangan ngobrol terus. Jika kita mau menang, kita harus berlatih giat. Ayo
lanjutkan latihannya!” kata Toritzu. “Ayo!” jawab kami semua.
BERSAMBUNG!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar