Underworld
Advantura
By: Abdillah Qalbi Sadida
WARNING!
Cerita ini mengandung unsur yang sangat seru, komedi, dan sedikit percintaan.
Bagi yang tidak kuat membacanya, silahkan mengembalikan cerita ini kembali ke
toko tempat anda membelinya.
Hati-hati penipuan! Buku ini tidak bisa dikembalikan!!
Prologue:
Hai!
Namaku Shuichi Takazima. Aku biasa dipanggil Shu. Aku tinggal di Tokyo, Jepang,
Rumah Blok 15 No.67. Umurku baru 13 tahun. Aku bersekolah di Teitan High
School. Aku berada di kelas 7B. Ayahku bernama Takazima Hitotsuni. Ibuku
bernama Haruka Kobayashi.
Aku
punya beberapa teman dekat, kenalkan, Nii Futoku, biasa dipanggil Nii. Dia baru
berumur 12 tahun. Dia adalah kutu buku. Dia sekelas denganku. Dia cukup dekat
denganku. Dia sudah sekelas denganku sejak kelas 3 SD. Kami selalu bermain
bersama saat kecil.
Lalu
yang kedua, Toritzu Edokiya, biasa dipanggil Toritzu. Dia berumur 13 tahun. Dia
beda kelas denganku, tepatnya kelas 7A. Dia sudah berteman denganku sejak kami
masih di Teitan Elementary School.
Lalu
yang ketiga, Hyuno Sakurasu, biasa dipanggil Hyun. Dia adalah teman perempuanku.
Ia satu-satunya perempuan di kelompok kami. Umurnya juga 13 tahun. Dia anak
baru di Teitan High School. Dia sekelas denganku. Kami berempat sering sekali hangout bareng. Nama grup kami adalah “The Choosen Four”
Chapter 1: Terlambat
Aku,
Hyun, dan Toritzu sudah ada di depan gerbang sekolah sedang menunggu Nii. Dia
memang sering terlambat. “Hei, Nii terlambat lagi ya?” tanya Hyun. “Iya, itu
kan kebiasaan nya. Hahaha” jawabku. “Hei kalian jangan begitu! Bagaimanapun Nii
kan teman kita! Kita tidak boleh menghinanya begitu!” kata Toritzu. Dia memang
yang paling bijaksana di kelompok kami. “Iya tuan bijaksana..” kataku.
Selang
beberapa menit kemudian, Nii pun datang. “Teman-teman! Maaf ya aku terlambat,
tadi di jalan ada tabrakan jadinya macet..” kata Nii. “Iya tak apa Nii” kata
Hyun. “Hei! Ayo masuk kelas! Bel sekolah sudah mau berbunyi!” kata Toritzu.
“Oke” jawabku, Hyun, dan Nii.
“Semuanya,
hari ini kita akan belajar tentang Fisika” kata Pak Kyugi. “Yeay, Fisika!!” kata Jiruchi dengan gembira. Dia
temanku juga, Cuma dia sedikit usil. Dia memang suka sekali pelajaran Fisika.
Dia juga Kutu Buku sama seperti Nii.
Tak
terasa sudah 55 menit kami belajar fisika. Bel waktu istirahat pun berbunyi.
“KRING KRING KRING KRING”. Kami berempat pun pergi ke kantin untuk makan.
“Hei, kemarin kalian lihat berita tidak?” kata
Nii. “Berita yang mana?” tanyaku. “Itu lho tentang ditemukannya fosil misterius
di prefektur Fukuoka.” Jawab Nii. “Ooh! Iya iya! Kemarin aku menontonnya!
Fosilnya besar sekali yah!” kata Hyun. “Iya aku juga menontonnya!” kata
Toritzu. Wah masa hanya aku saja yang
tidak menontonnya.. Mau kutaruh dimana mukaku ini gumamku.
“Shu,
kau kenapa?” tanya Hyun. Dia memang yang paling perhatian padaku. “Ti-tidak
apa-apa kok.” Jawabku ragu. “Ayolah Shu.., cerita saja.. Kau kenapa?” tanya
Hyun penasaran. “Tidak. Tadi aku hanya bergumam karena cuma aku seorang yang
tidak menonton berita kemarin..” jawabku. Mereka berempat pun tertawa.
Chapter 2: Keanehan yang mencurigakan
Setelah sekolah kami pun
pulang bersama. Kami selalu pulang bersama karena rumah kami berdekatan. Di perjalanan pulang,
kami tertawa riang karena saling menceritakan cerita yang lucu lucu. Lalu
sampailah kami di gang kecil yang menghubungkan jalan raya dengan komplek rumah
kami.
“Ayo
kita masuk!” kata Toritzu. “Ah, tidak ah, Toritzu, aku takuut” rengek Hyun.
“Tak apa Hyun, kan ada aku” jawabku. “Cie cie Shu… Teman yang baik. Hahaha”
kata Toritzu dan Nii. Aku dan Hyun pun hanya senyum tersipu malu.
Kami pun memasuki gang tersebut. Gang tersebut lumayan
panjang. Kira kira kurang lebih jaraknya 15 meter. Saat setengah jalan, kami
merasakan ada hal yang aneh. “Shu.., aku takuut..” rengek Hyun sambil mendekat
kepadaku. “Jangan takut Hyun.. Aku kan selalu ada disisimu. Jangan takut, ok?”
jawabku. “Ba-baiklah” jawab Hyun ragu. Toritzu dan Nii pun hanya terdiam
melihat tingkah kami berdua.
Lalu
saat itu pun keanehan muncul. Ada semacam lubang kecil berwarna hitam muncul di
tembok gang. “Gyaaaa!!!” teriak Hyun menjerit. Hyun sangat kaget melihat lubang
tersebut. Aku pun langsung menenangkan Hyun. Lalu selang beberapa menit
kemudian, lubang tersebut pun menghilang.
“Hei,
dimana lubang tadi?” tanya Nii. “Tidak tau. Sepertinya menghilang” jawabku.
“Wah wah ini akan jadi sebuah misteri, iya kan?” jawab Toritzu. “Hmph, iya!”
jawabku dan Nii.
Chapter 3: Lubang misterius kembali
Keesokan harinya, kami
pun berkumpul didepan gerbang sekolah. Aku, Toritzu, dan Hyun masih menunggu
Nii. Tapi tiba-tiba Nii muncul. “Nii, tumben sekali kau tidak terlambat.” kata
Toritzu. “Hehe iya dong. Aku sedang bersemangat karena ingin mengetahui lebih
dalam lubang misterius kemarin.” jawab Nii. Aku melihat ke arah Hyun. Ia sepertinya
masih ketakutan.
“Hyun,
kau masih ketakutan ya?” tanyaku. “I-iya.. Kemarin itu sangat menakutkan. Aku
sampai tidak bisa tidur tadi malam!” jawab Hyun. “Hei, sudahlah teman-teman.
Kalau kita tidak segera masuk kelas, kita bisa dijemur!” kata Toritzu. Kami
berempat pun langsung lari ke kelas masing-masing.
Setelah kelas selesai, kami berempat pun langsung pergi
ke gang kemarin. Setelah kami melihat tempat kemunculan lubang misterius
kemarin, kami tidak melihat lubang tersebut.
“Lho?
Mana lubang kemarin?” tanya Nii. “Aku tidak tahu, bukankah kemarin disini
lubang itu sudah muncul?” tanyaku. “Shu.. Aku takut..” rengek Hyun sambil
mendekat padaku. “Jangan takut Hyun.” Kataku sambil menyemangati. Tiba-tiba
lubang tersebut muncul! Hyun tidak terlalu takut karena kemarin ia sudah
melihatnya. Tiba-tiba dari lubang tersebut keluar seekor mahluk berwujud seperti
ksatria pohon.
“Ouh, erm, ini dimana?” tanya ksatria pohon tersebut.
“Ini di Bumi. Kau siapa?” tanyaku. “Apa?! Bumi?! Wah aku nyasar jauh sekali
kalau begitu! Oh ya, namaku Nimbus” jawab Nimbus. “Ok Nimbus, salam kenal kalau
begitu! Perkenalkan namaku Shu, dia Toritzu, dia Nii, dan satu lagi pacarku
yaitu Hyun.” Kataku dengan lantang. “Hai! Salam kenal!” kata Toritzu dan Nii.
“Ha-halo..” kata Hyun sedikit ketakutan.
“Kau
datang dari mana?” tanya Nii kepada Nimbus. “Aku datang dari planet Jiroki di galaksi Androime.” Jawab Nimbus. “Apa? Aku belum pernah mendengar tempat
tersebut.” Kata Toritzu dengan kaget. “Kau datang darimana Nimbus?” tanya Hyun.
“Dari lubang hitam itu. Itu adalah transporter antar galaksi. Tadinya aku ingin
ke galaksi lain. Tapi sepertinya tersasar.” Jawab Nimbus.
BERSAMBUNG!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar