Time in Jakarta:

Sabtu, 21 Desember 2013

UNDERWORLD ADVANTURA



Underworld Advantura
By: Abdillah Qalbi Sadida
WARNING! Cerita ini mengandung unsur yang sangat seru, komedi, dan sedikit percintaan. Bagi yang tidak kuat membacanya, silahkan mengembalikan cerita ini kembali ke toko tempat anda membelinya.

Hati-hati penipuan! Buku ini tidak bisa dikembalikan!!

Prologue:
Hai! Namaku Shuichi Takazima. Aku biasa dipanggil Shu. Aku tinggal di Tokyo, Jepang, Rumah Blok 15 No.67. Umurku baru 13 tahun. Aku bersekolah di Teitan High School. Aku berada di kelas 7B. Ayahku bernama Takazima Hitotsuni. Ibuku bernama Haruka Kobayashi.

Aku punya beberapa teman dekat, kenalkan, Nii Futoku, biasa dipanggil Nii. Dia baru berumur 12 tahun. Dia adalah kutu buku. Dia sekelas denganku. Dia cukup dekat denganku. Dia sudah sekelas denganku sejak kelas 3 SD. Kami selalu bermain bersama saat kecil.

Lalu yang kedua, Toritzu Edokiya, biasa dipanggil Toritzu. Dia berumur 13 tahun. Dia beda kelas denganku, tepatnya kelas 7A. Dia sudah berteman denganku sejak kami masih di Teitan Elementary School. 

Lalu yang ketiga, Hyuno Sakurasu, biasa dipanggil Hyun. Dia adalah teman perempuanku. Ia satu-satunya perempuan di kelompok kami. Umurnya juga 13 tahun. Dia anak baru di Teitan High School. Dia sekelas denganku. Kami berempat sering sekali hangout bareng. Nama grup kami adalah “The Choosen Four

Chapter 1: Terlambat
Aku, Hyun, dan Toritzu sudah ada di depan gerbang sekolah sedang menunggu Nii. Dia memang sering terlambat. “Hei, Nii terlambat lagi ya?” tanya Hyun. “Iya, itu kan kebiasaan nya. Hahaha” jawabku. “Hei kalian jangan begitu! Bagaimanapun Nii kan teman kita! Kita tidak boleh menghinanya begitu!” kata Toritzu. Dia memang yang paling bijaksana di kelompok kami. “Iya tuan bijaksana..” kataku.

Selang beberapa menit kemudian, Nii pun datang. “Teman-teman! Maaf ya aku terlambat, tadi di jalan ada tabrakan jadinya macet..” kata Nii. “Iya tak apa Nii” kata Hyun. “Hei! Ayo masuk kelas! Bel sekolah sudah mau berbunyi!” kata Toritzu. “Oke” jawabku, Hyun, dan Nii.

“Semuanya, hari ini kita akan belajar tentang Fisika” kata Pak Kyugi. “Yeay,  Fisika!!” kata Jiruchi dengan gembira. Dia temanku juga, Cuma dia sedikit usil. Dia memang suka sekali pelajaran Fisika. Dia juga Kutu Buku sama seperti Nii.

Tak terasa sudah 55 menit kami belajar fisika. Bel waktu istirahat pun berbunyi. “KRING KRING KRING KRING”. Kami berempat pun pergi ke kantin untuk makan.

 “Hei, kemarin kalian lihat berita tidak?” kata Nii. “Berita yang mana?” tanyaku. “Itu lho tentang ditemukannya fosil misterius di prefektur Fukuoka.” Jawab Nii. “Ooh! Iya iya! Kemarin aku menontonnya! Fosilnya besar sekali yah!” kata Hyun. “Iya aku juga menontonnya!” kata Toritzu. Wah masa hanya aku saja yang tidak menontonnya.. Mau kutaruh dimana mukaku ini gumamku. 

“Shu, kau kenapa?” tanya Hyun. Dia memang yang paling perhatian padaku. “Ti-tidak apa-apa kok.” Jawabku ragu. “Ayolah Shu.., cerita saja.. Kau kenapa?” tanya Hyun penasaran. “Tidak. Tadi aku hanya bergumam karena cuma aku seorang yang tidak menonton berita kemarin..” jawabku. Mereka berempat pun tertawa.

Chapter 2: Keanehan yang mencurigakan
            Setelah sekolah kami pun pulang bersama. Kami selalu pulang bersama karena  rumah kami berdekatan. Di perjalanan pulang, kami tertawa riang karena saling menceritakan cerita yang lucu lucu. Lalu sampailah kami di gang kecil yang menghubungkan jalan raya dengan komplek rumah kami.

“Ayo kita masuk!” kata Toritzu. “Ah, tidak ah, Toritzu, aku takuut” rengek Hyun. “Tak apa Hyun, kan ada aku” jawabku. “Cie cie Shu… Teman yang baik. Hahaha” kata Toritzu dan Nii. Aku dan Hyun pun hanya senyum tersipu malu.

            Kami pun memasuki gang tersebut. Gang tersebut lumayan panjang. Kira kira kurang lebih jaraknya 15 meter. Saat setengah jalan, kami merasakan ada hal yang aneh. “Shu.., aku takuut..” rengek Hyun sambil mendekat kepadaku. “Jangan takut Hyun.. Aku kan selalu ada disisimu. Jangan takut, ok?” jawabku. “Ba-baiklah” jawab Hyun ragu. Toritzu dan Nii pun hanya terdiam melihat tingkah kami berdua. 

Lalu saat itu pun keanehan muncul. Ada semacam lubang kecil berwarna hitam muncul di tembok gang. “Gyaaaa!!!” teriak Hyun menjerit. Hyun sangat kaget melihat lubang tersebut. Aku pun langsung menenangkan Hyun. Lalu selang beberapa menit kemudian, lubang tersebut pun menghilang.

“Hei, dimana lubang tadi?” tanya Nii. “Tidak tau. Sepertinya menghilang” jawabku. “Wah wah ini akan jadi sebuah misteri, iya kan?” jawab Toritzu. “Hmph, iya!” jawabku dan Nii.

Chapter 3: Lubang misterius kembali
            Keesokan harinya, kami pun berkumpul didepan gerbang sekolah. Aku, Toritzu, dan Hyun masih menunggu Nii. Tapi tiba-tiba Nii muncul. “Nii, tumben sekali kau tidak terlambat.” kata Toritzu. “Hehe iya dong. Aku sedang bersemangat karena ingin mengetahui lebih dalam lubang misterius kemarin.” jawab Nii. Aku melihat ke arah Hyun. Ia sepertinya masih ketakutan.

“Hyun, kau masih ketakutan ya?” tanyaku. “I-iya.. Kemarin itu sangat menakutkan. Aku sampai tidak bisa tidur tadi malam!” jawab Hyun. “Hei, sudahlah teman-teman. Kalau kita tidak segera masuk kelas, kita bisa dijemur!” kata Toritzu. Kami berempat pun langsung lari ke kelas masing-masing.

            Setelah kelas selesai, kami berempat pun langsung pergi ke gang kemarin. Setelah kami melihat tempat kemunculan lubang misterius kemarin, kami tidak melihat lubang tersebut.

“Lho? Mana lubang kemarin?” tanya Nii. “Aku tidak tahu, bukankah kemarin disini lubang itu sudah muncul?” tanyaku. “Shu.. Aku takut..” rengek Hyun sambil mendekat padaku. “Jangan takut Hyun.” Kataku sambil menyemangati. Tiba-tiba lubang tersebut muncul! Hyun tidak terlalu takut karena kemarin ia sudah melihatnya. Tiba-tiba dari lubang tersebut keluar seekor mahluk berwujud seperti ksatria pohon.

            “Ouh, erm, ini dimana?” tanya ksatria pohon tersebut. “Ini di Bumi. Kau siapa?” tanyaku. “Apa?! Bumi?! Wah aku nyasar jauh sekali kalau begitu! Oh ya, namaku Nimbus” jawab Nimbus. “Ok Nimbus, salam kenal kalau begitu! Perkenalkan namaku Shu, dia Toritzu, dia Nii, dan satu lagi pacarku yaitu Hyun.” Kataku dengan lantang. “Hai! Salam kenal!” kata Toritzu dan Nii. “Ha-halo..” kata Hyun sedikit ketakutan.

“Kau datang dari mana?” tanya Nii kepada Nimbus. “Aku datang dari planet Jiroki di galaksi Androime.” Jawab Nimbus. “Apa? Aku belum pernah mendengar tempat tersebut.” Kata Toritzu dengan kaget. “Kau datang darimana Nimbus?” tanya Hyun. “Dari lubang hitam itu. Itu adalah transporter antar galaksi. Tadinya aku ingin ke galaksi lain. Tapi sepertinya tersasar.” Jawab Nimbus.

BERSAMBUNG!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bio

Foto saya
Hanya seorang pelajar yang sangat terobsesi akan internet dan menulis. Terlahir di Bandung, 7 Desember 2001. Punya 2 serial cerpen di blog ini. Membuat blog awalnya hanya perintah guru, tapi ia sekarang terobsesi dengan blogger. Ia adalah salah satu dari Conaners sejati.