Time in Jakarta:

Senin, 10 Maret 2014

UNDERWORLD ADVANTURA


Chapter 20: Kenaikan pangkat Shu!!
          Malam harinya, kami bersembilan bermain suit Jepang. Tapi yang kali ini suitnya unik. Yang kalah harus diberi dare alias tantangan. Tantangannya boleh apa saja. Tapi tidak yang membahayakan orang lain.

          “Suit!” seru semua. “Haa, kau kalah Hyun!!” seru Nii. “Huh, baiklah baik. Apa dare untukku?” tanya Hyun. “Darenya, kau harus menyuapi Shu sepotong kue!” seru Quasi. “Ya! aku setuju dengan Quasi!” seru semuanya. “Haah baiklah! Tapi dimana kuenya?” tanya Hyun. “Sudah kami siapkan kok! Ini!” seru Toritzu sambil memberikan sepotong kue kepada Hyun.

          “Ayo cepat suapi Shu!!” seru Gilbert. Aku pura-pura tidur saja saat Nii memberikan dare itu pada Hyun. Jelas saja, aku tidak ikut main. “Shu.. Ayo bangun Shu.. Aku diberi dare untuk menyuapimu.. Ayo cepat banguun!” kata Hyun sambil menggoyang-goyangkan tubuhku.

          “Hoaam, ada apa sih?? Aku sedang nyenyak tidur kok malah dibangunkan?” tanyaku sambil pura-pura menguap. “Shu.. Aku diberi dare untuk menyuapi kue ini untukmu. Maaf ya, tadi aku membangunkanmu” kata Hyun meminta maaf.

          “Ti-tidak apa..” jawabku dengan wajah memerah. “Ayo makan! Buka mulutnyaa..! Aaaa!” kata Hyun sambil mendekatkan kue itu ke mulutku. Aku pun menggigit kue tersebut.

          “Ekhem, ekhem, ada yang punya permen?” tanya Steven. “Ekhem, iya nih, aku juga lagi batuk. Punya permen gak?” tanya Cal. “Hei, hei, aku tau aku tau maksud kalian apa…!” jawabku. “Hahaha, jangan marah dong, pahlawan, kami kan hanya menertawakanmu saja. Tak apa kan?” tanya Quasi. Kami semua pun tertawa riang.

          Malamnya, aku menceritakan kembali kisah saat aku berhasil mengalahkan Demonman. “… Lalu tiba-tiba aku mendapatkan kekuatan! Kekuatan yang sangat kuat! Itu adalah kekuatan persahabatan! Dan, kekuatan itu semakin kuat karena aku marah besar padanya karena telah melukai Hyun! Lalu…,” jelasku.

          “Wah! Kekuatan dari Hyun, ya, huh? Hahaha, aku belum pernah mendengarnya. Pasti kekuatan dari Hyun lebih besar daripada kekuatan persahabatan. Iya kan?” jawab Toritzu. “Hei sudahlah jangan bahas yang itu aku kan jadi malu,” jawabku.

          “Iya-iya maaf aku hanya ingin memperindah suasana. Hahaha,” jawab Toritzu. Aku dan Hyun pun hanya senyum tersipu malu. Haha, sebenarnya yang dikatakan Toritzu itu benar sih. Dibanding kekuatan persahabatan, kekuatan dari Hyun lebih besar sedikit. gumamku dalam hati.

          Keesokan harinya, aku mendapat sebuah surat. “Shu! Kau dapat surat nih!” seru Cal. “Surat? Dari siapa?” tanyaku penasaran. “Ini dari.. Sebentar kulihat dulu.. Ini dari pak Haur!” jawab Cal. “Coba kemarikan!” perintahku.
 
         
            A-apa?! Aku naik pangkat?! Yang benar saja!! gumamku dalam hati.”Waah selamat ya Shu!!” seru Hyun. “Wah! Kau hebat Shu!! Kami saja masih Newbie! Kau sudah jadi Mage! Kau hebat!” seru Nii dan Cal. “Cih, selamat ya, Shu! Sejujurnya, aku sedikit iri padamu. Tapi, nevermind! Selamat ya!” seru Gilbert. “Shu, kau, kau hebat Takazima!!” seru Nimbus.

          “Terima kasih teman-teman. Dan Nimbus, tolong jangan sebut aku dengan nama belakangku. Panggil aku Shu! Jangan Takazima! Ok?” seruku. “Baik, Mage!” jawab Nimbus sambil hormat padaku. Aku melihat Hyun terdiam. “Hyun, kau kenapa tiba-tiba diam?” tanyaku. “Ti-tidak. Aku hanya malu. Aku malu karena ada yang duluan menjadi mage. Padahal tujuanku adalah untuk menjadi mage duluan daripada kau,” jawab Hyun lesu.

          “Sudahlah Hyun.. Kau suatu saat juga pasti bisa menjadi mage. Kau hanya perlu berlatih. Aku juga akan mendukungmu terus! Semangat ya, Hyun!” semangatiku dari atas tempat tidur. “Iya! Aku pasti akan jadi wizard duluan daripada kau! Lihat saja!” jawab Hyun semangat. “Ya! Aku pegang kata-katamu! Mari kita berjuang!” seruku. “Ayo semua! Kita berjuang untuk jadi yag terbaik!” semangatiku. “Baik!!” seru semua temanku.

          “Hei, teman-teman, baiknya untuk selanjutnya kita melakukan apa ya? Musuh kita kan sudah binasa, jadi apa tujuan kita selanjutnya?” tanya Nii. “Bagaimana, jika kita semua sudah jadi wizard, kita mengarungi lautan saja! Mau tidak?” usul Steven. “Mengarungi lautan? Untuk apa?” tanya Cal.

          “Ya untuk mencari petualangan! Mau tidak? Sekalian mensurvey daerah planet-planet ini! Agar, jikalau suati saat kita kembali ke Bumi, kita bisa kembali ke planet ini dan bersenang-senang lagi!” jawab Steven. “Ya! Aku setuju dengan Steven!” jawab Gilbert.

          “Aku juga!” jawabku. “Aku juga!!” jawab Nii dan Cal. “Aku juga ikut!!” jawab Toritzu. “Kalau Shu ikut, aku juga harus ikut!” jawab Hyun. “Hmph, aku juga ikut!” jawab Nimbus dan Quasi. Kami semua pun setuju dengan usul Steven.

          “Semuanya, sudah malam nih. Kalian balik  saja ke hotel, biar aku saja disini sendiri. Tak apa kok. Daripada kalian sakit” kataku. “Tidak! Aku tidak mau! Kita semua kan teman! Sesama teman kita harus senasib sepenanggungan dan setiakawan! Iya tidak teman-teman?” jawab Hyun.

          “Benar tuh kata Hyun. Aku juga tidak mau pergi!” jawab Nii dan Toritzu. “Kami juga tidak mau pergi” jawab GilSteveCal. “Aku juga. Walaupun aku berbeda wujud dengan kalian, tapi kita kan teman” jawab Nimbus. Akhirnya mereka memutuskan untuk menginap bersamaku di rumah sakit ini.
BERSAMBUNG!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bio

Foto saya
Hanya seorang pelajar yang sangat terobsesi akan internet dan menulis. Terlahir di Bandung, 7 Desember 2001. Punya 2 serial cerpen di blog ini. Membuat blog awalnya hanya perintah guru, tapi ia sekarang terobsesi dengan blogger. Ia adalah salah satu dari Conaners sejati.