Chapter 20: Kenaikan pangkat Shu!!
Malam
harinya, kami bersembilan bermain suit Jepang. Tapi yang kali ini suitnya unik.
Yang kalah harus diberi dare alias
tantangan. Tantangannya boleh apa saja. Tapi tidak yang membahayakan orang
lain.
“Suit!” seru semua. “Haa, kau kalah
Hyun!!” seru Nii. “Huh, baiklah baik. Apa dare
untukku?” tanya Hyun. “Darenya,
kau harus menyuapi Shu sepotong kue!” seru Quasi. “Ya! aku setuju dengan
Quasi!” seru semuanya. “Haah baiklah! Tapi dimana kuenya?” tanya Hyun. “Sudah
kami siapkan kok! Ini!” seru Toritzu sambil memberikan sepotong kue kepada
Hyun.
“Ayo cepat suapi Shu!!” seru Gilbert.
Aku pura-pura tidur saja saat Nii memberikan dare itu pada Hyun. Jelas saja, aku tidak ikut main. “Shu.. Ayo
bangun Shu.. Aku diberi dare untuk
menyuapimu.. Ayo cepat banguun!” kata Hyun sambil menggoyang-goyangkan tubuhku.
“Hoaam, ada apa sih?? Aku sedang
nyenyak tidur kok malah dibangunkan?” tanyaku sambil pura-pura menguap. “Shu..
Aku diberi dare untuk menyuapi kue
ini untukmu. Maaf ya, tadi aku membangunkanmu” kata Hyun meminta maaf.
“Ti-tidak apa..” jawabku dengan wajah
memerah. “Ayo makan! Buka mulutnyaa..! Aaaa!” kata Hyun sambil mendekatkan kue
itu ke mulutku. Aku pun menggigit kue tersebut.
“Ekhem, ekhem, ada yang punya permen?”
tanya Steven. “Ekhem, iya nih, aku juga lagi batuk. Punya permen gak?” tanya
Cal. “Hei, hei, aku tau aku tau maksud kalian apa…!” jawabku. “Hahaha, jangan
marah dong, pahlawan, kami kan hanya menertawakanmu saja. Tak apa kan?” tanya
Quasi. Kami semua pun tertawa riang.
Malamnya, aku menceritakan kembali
kisah saat aku berhasil mengalahkan Demonman.
“… Lalu tiba-tiba aku mendapatkan kekuatan! Kekuatan yang sangat kuat! Itu
adalah kekuatan persahabatan! Dan, kekuatan itu semakin kuat karena aku marah
besar padanya karena telah melukai Hyun! Lalu…,” jelasku.
“Wah! Kekuatan dari Hyun, ya, huh?
Hahaha, aku belum pernah mendengarnya. Pasti kekuatan dari Hyun lebih besar
daripada kekuatan persahabatan. Iya kan?” jawab Toritzu. “Hei sudahlah jangan
bahas yang itu aku kan jadi malu,” jawabku.
“Iya-iya maaf aku hanya ingin
memperindah suasana. Hahaha,” jawab Toritzu. Aku dan Hyun pun hanya senyum
tersipu malu. Haha, sebenarnya yang
dikatakan Toritzu itu benar sih. Dibanding kekuatan persahabatan, kekuatan dari
Hyun lebih besar sedikit. gumamku dalam hati.
Keesokan harinya, aku mendapat sebuah
surat. “Shu! Kau dapat surat nih!” seru Cal. “Surat? Dari siapa?” tanyaku
penasaran. “Ini dari.. Sebentar kulihat dulu.. Ini dari pak Haur!” jawab Cal.
“Coba kemarikan!” perintahku.
A-apa?! Aku naik
pangkat?! Yang benar saja!! gumamku dalam hati.”Waah selamat ya Shu!!” seru
Hyun. “Wah! Kau hebat Shu!! Kami saja masih Newbie!
Kau sudah jadi Mage! Kau hebat!”
seru Nii dan Cal. “Cih, selamat ya, Shu! Sejujurnya, aku sedikit iri padamu.
Tapi, nevermind! Selamat ya!” seru
Gilbert. “Shu, kau, kau hebat Takazima!!” seru Nimbus.
“Terima kasih teman-teman. Dan Nimbus,
tolong jangan sebut aku dengan nama belakangku. Panggil aku Shu! Jangan
Takazima! Ok?” seruku. “Baik, Mage!”
jawab Nimbus sambil hormat padaku. Aku melihat Hyun terdiam. “Hyun, kau kenapa
tiba-tiba diam?” tanyaku. “Ti-tidak. Aku hanya malu. Aku malu karena ada yang
duluan menjadi mage. Padahal tujuanku
adalah untuk menjadi mage duluan
daripada kau,” jawab Hyun lesu.
“Sudahlah Hyun.. Kau suatu saat juga
pasti bisa menjadi mage. Kau hanya
perlu berlatih. Aku juga akan mendukungmu terus! Semangat ya, Hyun!”
semangatiku dari atas tempat tidur. “Iya! Aku pasti akan jadi wizard duluan daripada kau! Lihat saja!”
jawab Hyun semangat. “Ya! Aku pegang kata-katamu! Mari kita berjuang!” seruku.
“Ayo semua! Kita berjuang untuk jadi yag terbaik!” semangatiku. “Baik!!” seru
semua temanku.
“Hei, teman-teman, baiknya untuk
selanjutnya kita melakukan apa ya? Musuh kita kan sudah binasa, jadi apa tujuan
kita selanjutnya?” tanya Nii. “Bagaimana, jika kita semua sudah jadi wizard, kita mengarungi lautan saja! Mau
tidak?” usul Steven. “Mengarungi lautan? Untuk apa?” tanya Cal.
“Ya untuk mencari petualangan! Mau
tidak? Sekalian mensurvey daerah
planet-planet ini! Agar, jikalau suati saat kita kembali ke Bumi, kita bisa
kembali ke planet ini dan bersenang-senang lagi!” jawab Steven. “Ya! Aku setuju
dengan Steven!” jawab Gilbert.
“Aku juga!” jawabku. “Aku juga!!”
jawab Nii dan Cal. “Aku juga ikut!!” jawab Toritzu. “Kalau Shu ikut, aku juga
harus ikut!” jawab Hyun. “Hmph, aku juga ikut!” jawab Nimbus dan Quasi. Kami
semua pun setuju dengan usul Steven.
“Semuanya, sudah malam nih. Kalian
balik saja ke hotel, biar aku saja
disini sendiri. Tak apa kok. Daripada kalian sakit” kataku. “Tidak! Aku tidak
mau! Kita semua kan teman! Sesama teman kita harus senasib sepenanggungan dan
setiakawan! Iya tidak teman-teman?” jawab Hyun.
“Benar tuh kata Hyun. Aku juga tidak
mau pergi!” jawab Nii dan Toritzu. “Kami juga tidak mau pergi” jawab GilSteveCal. “Aku juga. Walaupun aku
berbeda wujud dengan kalian, tapi kita kan teman” jawab Nimbus. Akhirnya mereka
memutuskan untuk menginap bersamaku di rumah sakit ini.
BERSAMBUNG!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar