Chapter
23: Selamat datang! Kompetisi mendadak!
Malam
harinya, aku sudah dipulangkan ke hotel. Walau aku masih memakai tongkat, aku
masih kuat untuk berjalan. Aku dibantu berjalan oleh Hyun dan Toritzu. Walau
sedikit sakit, tapi tak apa. Tekadku untuk kembali ke Magi.co sudah bulat. Aku besok akan sekolah. Walau harus pakai
tongkat.
Setelah sampai di kamar, aku langsung
tiduran di tempat tidurku. “Hyun, Toritzu, terima kasih ya.. Kalian sudah
membantuku,” kataku. “Sama-sama Shu,” jawab Toritzu. “Sama-sama. Aku tidak
keberatan kok Shu,” jawab Hyun. Aku pun tersenyum kecil.
“Teman-teman, terima kasih ya sudah
menungguku selama di rumah sakit,”
kataku. “Iya, sama-sama, Shu,” jawab Quasi dan Nimbus. “Iya! Kita kan
sahabat, jadi aku rela membantumu!” jawab Nii. “Kami kan berhutang budi padamu
Shu, jadi kami pantas untuk membantumu,” jawab Gilbert.
Keesokan harinya, aku sudah bersiap
untuk pergi ke Magi.co. Aku dibantu
berjalan oleh Quasi dan Cal. “Sudah, kalian pergi saja. Aku bisa berjalan
sendiri, kok,” seruku. “Tidak! Aku tidak mau pergi. Aku masih mau membantumu,
Shu. Ini semua untuk membalas hutang budiku padamu,” jawab Quasi. “Yeah, me too,” jawab Cal.
“Terima kasih ya, kalau begitu,” jawabku.
Kami pergi ke Magi.co menggunakan mobil milik ayahnya Quasi. Perjalanan kali ini
menempuh waktu 20 menit. Kami terlambat 10 menit! Haduh, apa kira-kira ya yang akan dikatakan Pak Haur nanti karena aku
terlambat? gumamku dalam hati. Saat menuju ruang kelas, jantungku berdebar
kencang. Aku takut Pak Haur marah.
Aku pun membuka pintu kelas. Aku lihat
Pak Haur sedang berdiri menungguku. “Pak! Maaf aku terlambat! Maaf pak!!”
seruku. “Shu, kau pikir bapak akan memarahimu?? Tidak, tidak sama sekali. Untuk
Apa bapak memarahi seorang pahlawan yang berjuang mati-matian demi temannya?!”
jawab Pak Haur. Satu kelas semua bertepuk tangan untukku.
“Selamat, Shu! Kau memang hebat,” kata
Pak Haur sambil berjabat tangan denganku. “Terima kasih pak” jawabku. “Okie dokie, sekarang kita akan mulai
pemilihannya!!” seru Pak Haur. “Pemilihan?” tanyaku. “Iya, bapak berniat untuk
mengadakan kompetisi suara terbanyak. Banyak kategori yang bisa dipilih,” jelas
Pak Haur.
“Semua siap anak-anak?” tanya Pak
Haur. “Siap!!” jawab semua anak. “Oke. Kategori pertama, The Strongest Student! Kandidat tersebut adalah Shu, Gilbert,
Hyugi, dan Napolo! Silahkan pilih yang menurut kalian paling kuat diantara yang
lain!” jelas Pak Haur.
Wah,
aku dipilih menjadi kandidat! Senangnya.. gumamku dalam hati. “Kategori
kedua, The Handsomest Student! Kandidat
tersebut adalah Toritzu, Quasi, Nubis, dan Kyuto! Silahkan pilih orang yang
menurut kalian paling tampan diantara yang lain!” seru Pak Haur.
“Kategori ketiga, The Prettiest Student! Kandidat tersebut adalah Hyun, Hayami,
Marry, dan Nytari! Silahkan pilih orang yang menurut kalian paling cantik
diantara yang lain!” seru Pak Haur. Wah,
Hyun masuk menjadi kandidat. Ia memang pantas. Hyun kan memang cantik. Hahaha…, gumamku dalam hati.
“Kategori keempat, The Most Favorite Couple! Kandidat
tersebut adalah Shu dan Hyun, Marry dan Gilbert, Napolo dan Nytari, dan Kyuto
dan Haruka! Silahkan pilih yang menurut kalian paling cocok!” seru Pak Haur. Wah, aku jadi kandidatnya bersama Hyun. satu
sisi aku malu dan satu sisi aku senang.. Hahaha… gumamku dalam hati.
“Kategori terakhir atau kategori
kelima, The Coolest Technique!
Kandidat tersebut adalah Fireball, Blizzard, Storm Wind, Waterfall, dan Thunderbolt! Silahkan pilih teknik favorit kalian!” seru Pak Haur.
Aku pun memilih teknik Thunderbolt.
Karena teknik itulah yang pertama kali membuatku terluka saat bertarung dengan Devilman.
“Apa
semuanya sudah memilih?” tanya Pak Haur. “Sudah pak!!” jawab kami semua. Untuk
kategori 1, aku tidak memilih, kategori 2, aku memilih Quasi, kategori 3 aku
memilih Hyun, kategori 4 aku juga tidak memilih, dan kategori kelima aku
memilih Thunderbolt.
BERSAMBUNG!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar