Chapter 24: Pemenang Kategori!
“Baik akan bapak hitung sekarang kandidat siapa yang
mendapatkan suara terbanyak,” seru Pak Haur. Pak Haur menghitung menggunakan
sihir. Ia membuka isi suatu kotak dan menumpahkannya. Lalu ia memberikan sihir.
Kertas-kertas itu melayang sendiri menuju posisi yang sudah ditentukan.
Hasilnya ditentukan oleh tumpukan mana yang paling tinggi.
“Kategori
pertama, The Strongest Student, pemenangnya
adalah… Shu!! Selamat!” seru Pak Haur. Semua anak menepuk tangan untukku. Aku
diberi medali perunggu atas kemenanganku di Magi.co
kali ini.
“Kategori
kedua, The Handsomest Student, pemenangnya
adalah… Kyuto!! Selamat!!” seru Pak Haur. Semua murid bertepuk tangan untuk
Kyuto. Sama sepertiku, ia juga diberi medali perunggu atas kemenangannya.
“Kategori
ketiga, The Prettiest Student, pemenangnya
adalah… Nytari!! Selamat!!” seru Pak Haur. Ternyata kali ini yang menang adalah
Nytari, bukan Hyun. Tapi tak apalah. Nytari juga diberi medali perunggu. Aku,
Kyuto, dan Nytari di depan berbaris menyamping kekanan karena disuruh Pak Haur.
Ia juga diberikan medali perunggu.
“Kategori
keempat, The Most Favorite Couple,
dan pemenangnya adalah… Shu dan Hyun!! Selamat!! Kalian memang cocok!” seru Pak
Haur. Kali ini murid-murid bukan bertepuk tangan, tetapi malah mencie-ciein aku
dan Hyun. Satu sisi aku malu, satu sisi aku senang karena Pak Haur bilang kalau
kami berdua cocok.
“Kategori
terakhir, The Coolest Technique, teknik
yang paling banyak dipilih adalah… Blizzard!!”
seru Pak Haur. “Pak, kami tidak usah tepuk tangan kan?” tanya Cal. “Dan, bapak
juga tidak akan memberikan medali, iya kan?” sambung Steven. “Maksud kalian
apa? Bapak tidak mengerti,” jawab Pak Haur.
“Iya,
kan teknik itu bukan mahluk hidup, jadi kami tidak usah dong bertepuk tangan
karena bangga, dan bapak juga tidak usah memberikan medali. Kan tidak ada
kandidat mahluk hidupnya,” jawab Gilbert. Kami semua pun tertawa karena
mengerti apa maksud Gilbert. Tiba-tiba Pak Haur bertanya padaku.
“Shu,
bolehkah bapak bertanya padamu? Kenapa saat kategori kelima kau memilih Thunderbolt?” tanya Pak Haur. “Ooh, itu
karena saat aku melawan Demonman,
itulah jurus yang pertama kali menyerangku. Jadi, itulah kesan yang paling aku
masih ingat. Lihat, ini bekasnya!” jawabku sambil menunjukan luka di perutku
akibat Thunderbolt. “Woow!” seru
semua murid.
“Kau
memang hebat Shu.. Bapak bangga padamu..” kata Pak Haur sambil menepuk
pundakku. “Iya pak.. Terima kasih” jawabku. “Oke anak-anak, apa sekarang
waktunya?” tanya Pak Haur. “Tentu! Ayo kita mulai!!” jawab Marry. “Ayoo!!” seru
semua murid.
BERSAMBUNG!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar